
Catat! BEI Sebut 8 Emiten Siap Rilis Obligasi-Sukuk Rp 10,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saat ini di pipeline terdapat delapan emiten yang berencana menerbitkan 10 emisi obligasi dan sukuk secara bersamaan. Nilai emisi penerbitan surat utang tersebut mencapai Rp 10,5 triliun.
Adapun mengacu data BEI, total emisi obligasi dan sukuk baru yang dicatatkan sampai dengan 16 Februari 2021 sudah mencapai Rp 5,11 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia meyakini, pada tahun ini korporasi yang menerbitkan instrumen surat utang akan menunjukkan perbaikan setelah setahun sebelumnya menurun akibat pandemi Covid-19.
Beberapa faktor yang menjadi katalis bagi pendanaan korporasi di pasar modal, lanjut Nyoman, di antaranya kebijakan moneter dan fiskal yang tetap akomodatif, ruang penurunan suku bunga diperkirakan masih akan berlanjut, sehingga tren suku bunga rendah dapat menurunkan biaya dana (cost of fund) penerbitan surat utang korporasi.
Selanjutnya, momentum prospek pemulihan ekonomi 2021, terutama dari sisi kebutuhan dana ekspansi perusahaan yang sebelumnya sempat tertunda, serta adanya tren refinancing perusahaan atas utang jatuh tempo.
Adanya stimulus dari bank sentral meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Selanjutnya, tren pelemahan dolar AS di tengah kebijakan akomodatif AS, dengan demikian, aliran dana asing diperkirakan kembali ke pasar negara berkembang untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi.
"Secara umum kondisi tersebut memberikan optimisme akan pertumbuhan ekonomi dan diharapkan penerbitan Obligasi dan Sukuk di tahun ini lebih kondusif dibandingkan tahun 2020," ujarnya.
Nyoman melanjutkan, peluang penerbitan obligasi dan sukuk pada tahun ini juga dapat terlihat dari aspek likuiditas obligasi dan sukuk di pasar sekunder.
Dari data yang diperoleh, sepanjang tahun 2020 lalu, peningkatan investor di pasar modal yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksadana, mengalami kenaikan 56% mencapai 3,88 juta investor. Kenaikan investor ini melonjak 4 kali lipat dalam 4 tahun terakhir.
"Kondisi tersebut memberikan optimisme akan likuiditas obligasi maupun sukuk dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang menarik bagi Investor," kata Nyoman.
Sementara itu, untuk sektor keuangan, memang secara historis di tahun 2020 masih mendominasi penerbitan obligasi maupun sukuk, namun, menurut Nyoman, sektor lain juga memiliki peluang yang sama sepanjang memang dapat menunjukkan kepada investor, kemampuan membayar yang memadai selain imbal hasil yang menarik.
Informasi saja, tahun lalu, nilai penerbitan surat utang korporasi dalam negeri mencapai Rp 86,96 triliun. Sebesar 56,89% atau Rp 44,97 triliun berasal dari sektor selain institusi keuangan, sedangkan 43,11% atau Rp41,97 triliun berasal dari sektor keuangan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-ramai Rights Issue, 40 Emiten Bidik Dana Jumbo Rp 24 T