Tokopedia Cs Listing di Bursa RI Punya Makna Khusus, Apa Itu?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 February 2021 14:43
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran perusahaan teknologi atau digital sedang dinantikan pelaku pasar domestik. Ada sebagian kalangan pelaku pasar modal menilai, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan lebih mudah ke level 7.000 dan lebih banyak aliran modal asing yang masuk, jika bursa saham Indonesia sudah mulai diramaikan perusahaan-perusahaan teknologi besar sekelas unicorn. 

Analis PT Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama menilai, kehadiran unicorn seperti Gojek dan Tokopedia diharapkan akan lebih mendorong ekonomi digital di Indonesia bisa lebih berkembang.

"Jika listing di Indonesia, seyogyanya capital inflow dari asing berpotensi terjadi," kata Nafan, saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (16/2/2021).

Apalagi, lanjut Nafan, Bursa sudah menyiapkan indeks baru yang bisa menaungi para unicorn ini. Bila melihat secara tren di bursa Wall Street misalnya, saham-saham di sektor teknologi menjadi unggulan (blue chip).

Sementara itu, terkait potensi serapan pasar, ia menilai opsi dual listing bisa menjadi pilihan terbaik. Namu kebijakan tersebut masih akan menanti keputusan final perusahaan unicorn tersebut.

"[Dual listing] untuk meningkatkan optimalisasi dalam meraih sumber pendanaan, karena tingkat eksposure terhadap para investor asing menjadi sangat luas," ujarnya.

Sebelumnya, direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan ada satu perusahaan digital yang berstatus unicorn yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di tahun ini.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, mengatakan masuknya unicorn ke lantai bursa saham bakal makin menggairahkan pasar modal dalam negeri.

"Ada satu unicorn e-commerce kita harapkan IPO di tahun ini," ujar Laksono dalam pertemuan Direksi dan Komisaris BEI dengan pimpinan media, Kamis (11/2/2021).

Hanya saja, BEI belum memberi tahu lebih rinci mengenai siapa unicorn atau perusahaan rintisan dengan valuasi Rp 14 triliun yang akan melantai di bursa saham domestik tersebut.

Rencana IPO ini juga terendus mengenai kabar potensi merger antara Gojek dengan Tokopedia kian dekat. Bloomberg sebelumnya menuliskan, kedua perusahaan sedang mendiskusikan berbagai skenario dengan tujuan akhir mencatatkan saham perdana perusahaan gabungan ini atau initial public offering (IPO) di bursa saham saham Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Gabungan kedua perusahaan ini akan menciptakan perusahaan raksasa internet Indonesia yang menguasai sektor ride-hailing, pembayaran digital, belanja online dan pengiriman.

Salah satu sumber dalam artikel tersebut membisikkan, setelah merger valuasi perusahaan gabungan ini akan mencapai US$35 miliar hingga US$40 miliar. Menurut CB Insights saat ini valuasi Gojek mencapai US$10 miliar dan Tokopedia US$7 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyatakan, mengenai rencana IPO para unicorn, BEI, terus intensif berkomunikasi mengenai peluang pendanaan melalui pasar modal Indonesia dengan beberapa perusahaan unicorn di Indonesia.

Untuk memfasilitasi unicorn mencatatkan saham di pasar modal, BEI telah melakukan beberapa penyesuaian, di antaranya Peraturan I-A yang saat ini sedang dalam tahap rule making rule.

Bursa menyiapkan beberapa alternatif persyaratan pencatatan sehingga dapat mengkomodasi berbagai karakteristik perusahaan, termasuk namun tidak terbatas kepada perusahaan unicorn di Indonesia.

Kedua, kata Nyoman, bursa juga telah mengimplementasikan sektoral baru untuk perusahaan tercatat yaitu IDX-IC, pada tanggal 25 Januari 2021, salah satunya adalah indeks teknologi.

Saat ini, terdapat 20 perusahaan dari sektor teknologi yang mencatatkan sahamnya di BEI. Berdasarkan data per 5 Februari 2021 secara year to date indeks IDXTECHNO mencatatkan kinerja pertumbuhan terbaik dibandingkan IHSG dan indeks sektoral lainnya.

"IDXTECHNO secara YTD tumbuh 108,74%, sedangkan IHSG tumbuh 2,89%. Hal ini mencerminkan bahwa investor menyambut baik dan mengapresiasi perusahaan-perusahaan dari sektor teknologi yang saat ini sudah tercatat di BEI," katanya.

Dengan IDX-IC tersebut, kata Nyoman, akan lebih mencerminkan sektoral dari perusahaan terrcatat sehingga mereka dapat lebih diperbandingkan dengan perusahaan tercatat lainnya di BEI dan juga dengan perusahaan tercatat di Bursa global lainnya.

"Ketiga, bursa sudah melakukan kajian hukum dan berdiskusi dengan otoritas dan stakeholder terkait potensi penerapan dual class shares dengan skema multiple voting shares di Indonesia," kata Nyoman.

Ia menilai, dengan beberapa penyesuaian yang dilakukan oleh BEI bersama dengan para stakeholder, dapat menarik minat banyak perusahaan di Indonesia termasuk unicorn untuk dapat memanfaatkan pendanaan di pasar modal.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular