Analisis

Ramai-ramai Bikin Bank Digital & Caplok Bank Bermodal 'Mini'

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
16 February 2021 11:38
Sasar Nasabah Milenial, BCA Siap Luncurkan Bank Digital (CNBC Indonesia TV)
Foto: Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Kekuatan utama dari bank digital adalah ekosistem. Startup seperti Gojek yang diisukan bakal merger dengan Tokopedia sudah memiliki ekosistem digital yang established karena memang keduanya sudah menjadi pionir dalam 10 tahun terakhir.

Kabar aksi korporasi terbaru adalah Gojek mengakuisisi 22% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO). Pada Desember lalu Gojek merogoh kocek hampir Rp 2,78 triliun untuk ikut berpartisipasi dalam perlombaan bank digital melalui ARTO.

Perusahaan rintisan besutan Nadiem Makariem tersebut masuk ke ARTO di harga yang relatif premium karena membeli ARTO di harga 2 kali dari nilai bukunya.

Sebelum Gojek masuk ke ARTO, pada April tahun 2019, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membeli 99,99% saham PT Bank Royal di harga Rp 988 miliar atau 3,1 kali dari nilai bukunya. Tujuan BBCA mengakuisisi Bank Royal juga sama untuk menjadikan entitas anak tersebut menjadi bank digital. Bahkan nama Bank Royal sudah resmi berganti menjadi Bank Digital BCA.

Apabila melihat nilai transaksi preseden akuisisi bank-bank yang terjadi belakangan ini maka diperoleh nilai mediannya adalah 2,1 kali dari nilai buku. Bisa dibilang median nilai akuisisi bank di Indonesia tergolong premium.

Selanjutnya, ada PT Bank Maspion Tbk (BMAS) yang juga dicaplok bank asal Thailand, Kasikornbank Public Company Limited melalui rights issue diperkirakan akan bernilai sebesar Rp 3 triliun. Pasca pencaplokan, menurut rencana bank ini juga akan dikembangkan menjadi bank digital.

Presiden Direktur Maspion Group Alim Markus mengatakan bank terbesar di Thailand ini punya kapasitas pengembangan sistem digital di Bank Maspion, mulai dari perbankan digital hingga sistem pembayaran digital. Pasalnya, Kasikornbank ini dinilai telah memiliki sistem IT yang mumpuni dan bisa diserap oleh Bank Maspion.

Ada juga PT Mega Corpora, CT mengakuisisi 73,7% saham PT Bank Harda Intersional Tbk (BBHI) dari PT Hakim Putra Perkasa. Nilai transaksi ditaksir mencapai Rp 500 miliar dengan harga per lembar kurang dari Rp 160 atau hampir 1,5 kali dari nilai bukunya. 

Aksi korporasi yang dilakukan oleh PT Mega Corpora tersebut telah direstui oleh para pemegang saham BBHI dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan akhir Januari lalu.

Para pemegang saham menyetujui pengambilalihan 73,71% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor dalam Perseroan dari PT Hakimputra Perkasa oleh PT Mega Corpora.

Selain itu pemegang saham juga merestui perubahan anggaran dasar perseroan dan penunjukan jajaran direksi baru. Di bawah naungan PT Mega Corpora, BBHI akan bertransformasi menjadi bank digital.

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau BRI Agro menjadi bank digital kian terang. Perseroan resmi menyampaikan permohonan izin sebagai bank digital ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tak mau ketinggalan, setelah diakuisisi KB Kookmin, PT KB Bukopin Tbk (BBKP) juga bersiap menjadi bank digita. Direktur Utama KB Bukopin Rivan Achmad Purwantono mengatakan perseroan akan melakukan pengembangan pada teknologi informasi khususnya untuk digitalisasi perbankan.

Menurutnya, pengembangan teknologi ini akan menjadi titik balik perkembangan digitalisasi Bukopin di semua lini. Pengembangan IT ini menjadi roadmap yang akan disiapkan di 2021 untuk dieksekusi di 2022.

Pada awal tahun 2020,  PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) melepas 1,2 miliar sahamnya ke publik melalui penawaran perdana (IPO) dengan nilai Rp 174/saham.

Nama Bank Amar sebagai pemain di industri bank digital juga sudah tidak asing. Dalam beberapa tahun terakhir AMAR sibuk bertransformasi menjadi bank digital terutama dengan layanan unggulannya yaitu Tunaiku yang berusaha untuk menyasar segmen yang belum dilayani oleh lembaga keuangan formal (underserved segment).

Terbaru ada PT Bank Net Syariah Tbk (BANK) yang melantai di bursa saham. Bank ini juga akan menempatkan diri sebagai bank digital.

Dengan target yang sama yaitu komunitas masyarakat yang belum tersentuh layanan finansial BANK akan menyasar segmen syariah yang juga memiliki prospek cerah ke depan mengingat Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia.

(hps/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular