Januari Rerata Transaksi Rp 20 T, 70% Dikuasai Investor Lokal

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
15 February 2021 09:40
Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Animo investor ritel berinvestasi di pasar modal domestik di masa pandemi terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari rerata transaksi harian yang naik menjadi rata-rata sebesar Rp 20,5 triliun per Januari 2021.

Mengacu data BEI, dalam pertemuan dengan pimpinan media massa, data transaksi harian ini jika dilihat trennya dalam lima tahun terakhir melaju cukup kencang. Pada periode 2016-2020, nilai transaksi harian bursa rata-rata berada di level Rp 7,5 triliun sampai dengan Rp 9,2 triliun.

Dilihat dari komposisinya, data per Januari, sebesar 69,5% investor ritel domestik memberikan andil terbesar dalam rata-rata transaksi harian, bertambah dari tahun sebelumnya sebesar 48,4% dengan rerata transaksi Rp 9,2 triliun. Selanjutnya, 13% dari investor institusi domestik dan 17,5% dari institusi asing.

Namun, bila dilihat dari komposisi kepemilikan, investor ritel domestik mengalami kenaikan dari tahun 2020 sebesar 13,1% menjadi 13,5% kepemilikan. Sedangkan, 38,3% dari investor institusi domesik dan 48,1% institusi asing.

Investor yang aktif bertransaksi juga meningkat dari sebelumnya 94,7 ribu menjadi 251,4 ribu perharinya. Sedangkan, frekuensi transaksi juga meningkat dari sebelumya 1,69 juta menjadi 1,91 juta per hari. Hal ini berimbas pada kenaikan investor domestik pada 2020 sebanyak 3,88 juta dari tahun 2019 sebanyak 2,48 juta. Sementara itu, posisi per Januari 2021, jumlah investor keseluruhan di pasar modal Indonesia sudah mencapai 4,22 juta.

Nilai Transaksi HarianFoto: Dok IDX
Nilai Transaksi Harian

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa di tahun 2021 mencapai Rp 8,8 triliun. Hal ini berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) tahun 2021 yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Nilai tersebut direvisi dari proyeksi sebelumnya sebesar Rp 8,5 triliun.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyampaikan, target tersebut diyakininya dapat tercapai sejalan dengan meningkatnya nilai transaksi harian perdagangan bursa akhir-akhir ini. Namun, angka tersebut, kata dia masih bisa ditinjau ulang secara gradual bila nilai transaksi ternyata di bawah target.

"Target [RNTH] 2021 bukan Rp 8,5 triliun, tapi Rp 8,8 triliun. Ya memang pada saat itu kita cukup optimis itu tercapai. Bulan-bulan ini transaksi luar biasa, kita syukuri, kita harapkan ke depannya cukup baik," kata dia, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (30/12/2020).

Inarno melanjutkan, aktivitas perdagangan BEI pada tahun 2020 juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 32 persen menjadi 619 ribu kali per hari di bulan November 2020. Pada periode yang sama, rata-rata nilai transaksi Harian (RNTH) berangsur-angsur pulih dan mencapai nilai Rp 9,18 triliun.

Kenaikan jumlah transaksi ini dibarengi dengan bertumbuhnya jumlah investor di pasar modal yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksadana, mengalami peningkatan sebesar 56 persen mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) sampai dengan 29 Desember 2020. Kenaikan investor ini 4 kali lipat lebih tinggi sejak 4 tahun terakhir dari 894 ribu investor pada tahun 2016.

Selain itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID. Jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor atau naik 73 persen dibandingkan akhir tahun lalu.

Meskipun di tengah pandemi COVID-19, minat perusahaan untuk masuk ke pasar modal tidak surut. Hingga 30 Desember 2020, telah terdapat 51 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga, sampai dengan saat ini terdapat 713 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.

Inarno melanjutkan, pada tahun 2021, otoritas bursa juga menargetkan ada sebanyak 30 perusahaan baru yang mencatatkan saham di BEI. Jumlah ini terdiri dari pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA).


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transaksi Meladak! Dapen & Asuransi Masuk, Ritel Masih Raja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular