Simak 9 Kabar Pasar: Ada Jiwasraya & Bank Digital AGRO

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 February 2021 08:19
Tambang Merdeka Copper/Youtube BSI
Foto: Nasabah Jiwasraya yang tergabung dalam Forum Korban Jiwasraya melakukan aksi damai di Kantor Pusat Jiwasraya, Jakarta, Jumat, (11/9). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

4.Capex Rp 3,2 T, Emiten Menara Grup Djarum Fokus Fiberisasi

Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi dari Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tengah berfokus untuk meningkatkan fiberisasi antarmenara sejak tahun lalu.

Hingga tahun lalu, pertumbuhan fiberisasi ini tumbuh sampai 40%-50%, dibanding pertumbuhan tower baru yang sebesar 10%.

Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara, Adam Ghifari mengatakan peningkatan fiberisasi ini dilakukan lantaran tingginya tingkat permintaan dari operator telekomunikasi. Sejalan dengan itu, upaya ini juga merupakan bagian dari persiapan untuk jaringan 5G.

"Penambahan tower tambah banyak tapi pertumbuhan terbesar yang dibutuhkan saat ini fiberisasi tower jadi di 2020 asetnya saja tumbuh 40%-50%, tower hanya 10%. Tapi 2020 ini pertumbuhan yang operator banyak minta adalah fiberisasi, " kata Adam dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (9/2/2021).

"Pemerintah sudah bilang sebelum 5G itu para pelaku usaha di industri telekomunikasi terus melanjutkan fiberisasi atas aset yang melayani telpon nirkabel seperti operator saat ini," lanjutnya.

Untuk itu, di 2021 perusahaan bakal tetap berfokus untuk meningkatkan jumlah fiberisasi. Sebagai catatan, hingga September 2020 jumlah fiberisasi yang dilakukan TOWR mencapai 37.000.

5.Pandemi Belum Kelar, BSD Pangkas Target Penjualan Properti

Emiten properti Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) nilai pemasaran sebelum penjualan (pre sales marketing) bisa mencapai angka sebesar Rp 7 triliun.

Target perseroan tersebut lebih rendah dari target 2020 sebesar Rp 7,2 triliun, meskipun periode terberat pandemi covid-19 diperkirakan mulai lewat.

Direktur BSDE, Hermawan Wijaya optimistis, target prapenjualan kembali tumbuh pada tahun ini sejalan dengan prospek industri properti baik di segmen residensial maupun komersial.

"Tahun 2021 tetap tumbuh meski terbatas dibandingkan masa sebelum pandemi. Minat konsumen atas produk-produk yang kami tawarkan tetap tinggi," kata Hermawan, Selasa (9/2/2021), seperti yang disampaikan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Minat konsumen ini, kata Hermawan, masih tinggi yang terlihat dari kinerja penjualan BSDE pada tiga bulan terakhir 2020 lalu. BSDE membukukan angka prapenjualan Rp 1,8 triliun atau setara 28% dari total angka prapenjualan sepanjang 2020 yakni Rp 6,5 triliun.

Hermawan menambahkan, dibandingkan perolehan prapenjualan 2020 sebesar Rp 6,5 triliun, maka target 2021 setara pertumbuhan 8%. Target prapenjualan 2021 ditopang oleh 3 segmen utama BSDE yakni segmen residensial, komersial dan lainnya.

6.Tutup Lagi 2 Gerai Giant, Ini Penjelasan Hero Supermarket

Pengelola gerai ritel Giant, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) memberikan penjelasan terkait dengan penutupan beberapa gerai Giant yang dikelola perseroan.

Seperti diketahui, belakangan ini sempat ramai di media sosial mengenai viralnya antrean di Giant Margo, City Depok, Jawa Barat. Kemudian, juga disusul penutupan Giant Kalibata, Jakarta Selatan.

Pantauan CNBC Indonesia, Giant Kalibata melakukan diskon serupa dengan konsep "Obral Besar" dan "Diskon Semua Harga". Bahkan di pintu masuk tertulis "Harga Discount Closing Store Mulai Berlaku Besok 2 Februari 2021".

Direktur HERO, Hadrianus Wahyu Trikusumo menjelaskan, penutupan beberapa toko tersebut merupakan proses transformasi bisnis perseroan untuk memastikan bahwa kami dapat bersaing secara efektif dalam bisnis ritel makanan di Indonesia.

Pasalnya, ritel makanan telah mengalami peningkatan persaingan dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, kinerja bisnis secara keseluruhan juga sangat terpengaruh oleh pandemi yang sedang berlangsung.

"Beragam pembatasan telah mempengaruhi operasional toko kami dan pelanggan telah mengubah perilaku belanja serta pola permintaan produk mereka," kata Hadrianus, dalam penjelasannya, Selasa (9/2/2021).

7.Resmi! BRI Agro Daftar Jadi Bank Digital ke OJK

Langkah PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau BRI Agro menjadi bank digital kian terang. Perseroan resmi menyampaikan permohonan izin sebagai bank digital ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Informasi yang beredar di kalangan pelaku pasar ini turut dibenarkan oleh Sekretaris Perusahaan BRI Agro, Hirawan Nur. "Sudah kami ajukan ke OJK," kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/2/2021).

Sentimen ini membuat harga saham perseroan naik sebesar 8,38% ke level harga Rp 1.035 per saham pada perdagangan hari ini, Selasa pagi, melanjutkan apresiasi di hari sebelumnya sebesar 15,76%. Transaksi juga kembali ramai dengan nilai transaksi sebesar Rp 311 miliar.

Saham AGRO kembali bangkit setelah sebelumnya anjlok parah ke level terendah yang diijinkan oleh regulator alias auto rejection bawah (ARB, batas penurunan 7% dalam sehari) selama berhari-hari.

Seperti diketahui, rencana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengantarkan anak usahanya, BRI Agro sebagai bank digital sempat mengemuka belum lama ini. Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut memang sedang menyiapkan BRI Agro menjadi bank digital BRI

8.Jumbo! Emiten Milik Lo Kheng Hong Ini Rilis Global Bond Rp 4 T

Emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) berencana menerbitkan obligasi berupa Notes sebesar US$ 270 juta atau setara Rp 4,02 triliun mengacu kurs tengah Bank Indonesia per 30 September 2020 sebesar Rp 14.918 per US$.

Dalam penjelasan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Gajah Tunggal berencana menggunakan dana yang dihimpun dari surat utang baru ini untuk pembiayaan kembali (refinancing cost) akan digunakan untuk melunasi surat utang lama perseroan.

Seperti diketahui, pada 2017, perseroan menerbitkan surat utang lama yang akan jatuh tempo pada tanggal 10 Agustus 2022 dan perseroan bermaksud untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas surat utang tersebut.

Opsi-opsi pembiayaan kembali yang akan dipilih perseroan adalah kombinasi dari beberapa skema pembiayaan, antara lain melalui pinjaman bank, pinjaman gabungan beberapa bank dan lembaga keuangan dan penerbitan surat utang baru.

Rencana transaksi ini untuk memperoleh pendanaan, dari pihak yang tidak terafiliasi dengan perusahaan, yaitu para investor global.

"Melalui penerbitan surat utang baru oleh perseroan akan memperluas dan mendiversifikasi basis kreditur sehingga perseroan memiliki akses untuk mengumpulkan pendanaan semakin luas," ungkap manajemen Gajah Tunggal, Selasa (9/2/2021).

9.J Resources vs Merdeka Copper Panas Lagi, Ini Pemicunya!

PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), induk usaha dari PT J Resources Nusantara (JRN), menyampaikan keberatannya mengenai gugatan arbitrase yang dilayangkan emiten tambang emas Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak usahanya, PT Pani Bersama Tambang (PBT).

Gugatan ini lantaran, JRN dinilai gagal memenuhi kewajibannya untuk penyelesaian Conditional Shares Sale and Purchase Agreement (CSPA) yang dilakukan pada 25 November 2019 sebagaimana diubah pada 16 Desember 2019.

Dalam penjelasannya di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), J Resources mengatakan, CSPA tersebut tidak mewajibkan JRN untuk memenuhi syarat pendahuluan yang memerlukan tindakan pihak ketiga dan PBT tidak mengajukan tuntutan tersebut dalam arbitrase.

Menurut J Resouces, kewajiban JRN terbatas pada penggunaan seluruh upaya yang wajar untuk memastikan bahwa syarat pendahuluan terpenuhi, tetapi, JRN tidak berkewajiban untuk dan tidak dapat secara sepihak memenuhi syarat pendahuluan yang memerlukan tindakan pihak ketiga.

Tak hanya itu, emiten bersandi PSAB juga menilai, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Merdeka Copper, CSPA tersebut tidak memberlakukan tenggat waktu kontrak selama 12 bulan agar syarat pendahuluan tersebut dapat dipenuhi.

"Batas tenggat waktu tersebut saat ini telah berlalu dan syarat pendahuluan tertenu yang mengharuskan tindakan pihak ketiga tetap tidak terpenuhi," demikian penjelasan Direktur Utama J Resources, Edi Permadi.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular