
Masa Depan Dolar AS Masih Suram, Rupiah Bakal Melaju Kencang?

Sebagian salah satu mata uang emerging market, rupiah tentunya juga berpeluang menguat atau masih stabil di level saat ini, mengacu pada hasil survei tersebut.
Saat dolar AS menguat 2,68% sejak 5 Januari hingga pekan lalu, rupiah hanya melemah 0,7%. Bahkan pada pekan lalu saat indeks dolar mencapai level tertinggi 2 bulan, rupiah malah stagnan, bahkan dalam 2 pekan beruntun.
Pergerakan tersebut menunjukkan rupiah masih cukup kuat, tetapi kuat bertahan. Untuk melaju lebih jauh, rupiah masih belum punya tenaga. Sebabnya, masih tingginya penambahan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia. Padahal pemerintah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama 1 bulan terakhir. PPKM kini kembali diperpanjang, tetapi sedikit ada pelonggaran dan disebut PPKM Mikro mulai hari ini, Selasa (9/2/2021).
Selama 1 bulan pelaksanaan PPKM, rata-rata penambahan kasus per hari mencapai 11.779 orang. Rata-rata tersebut meningkat tajam dibandingkan sebulan sebelumnya sebanyak 7.622 kasus per hari.
Hingga 8 Februari kemarin, total kasus positif mencapai 1.166.079 orang, dengan lebih dari 31 ribu orang meninggal dunia, dan lebih dari 960 ribu orang sembuh. Kasus aktif saat ini tercatat sebanyak 171.288 orang.
Terus menanjaknya kasus Covid-19 membuat para investor khawatir pemulihan ekonomi Indonesia akan terganggu, apalagi kini PPKM sudah dilonggarkan.
Hal tersebut membuat daya tarik rupiah menurun di mata investor, yang ditunjukkan oleh survei 2 mingguan Reuters.
Survei tersebut menunjukkan para pelaku pasar masih mengambil posisi beli (long) rupiah tetapi porsinya terus menurun.
Survei yang dilakukan secara 2 mingguan tersebut melihat posisi yang diambil pelaku pasar terhadap 9 mata uang utama Asia melawan dolar AS.
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
Hasil survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (28/1/2021), menunjukkan pelaku pasar mengambil posisi long terhadap rupiah, meski nilainya terus menurun dari survei-survei sebelumnya.
Nilai posisi long untuk rupiah saat ini -0,41%, turun dari hasil survei sebelumnya -0,57%. Bahkan posisi long rupiah sudah menurun dalam 4 survei beruntun.
Berkaca dari survei sepanjang tahun lalu, yang konsisten dengan pergerakan rupiah, maka rupiah sulit untuk menguat lebih jauh.
Pada awal tahun 2020, rupiah juga menunjukkan kinerja impresif melawan dolar AS, namun di akhir Januari mulai meredup hingga akhirnya terpuruk.
Kala itu, di awal tahun investor dalam survei Reuters mengambil posisi long, yang perlahan terpangkas hingga akhirnya berbalik menjadi short, dan rupiah akhirnya KO.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]