Analisis

Penjualan Ritel Anjlok, Apa Kabar Jualannya Emiten Konsumer?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
09 February 2021 17:03
Rencana Peraturan Baru Mendag, Daftar Merk beras
Ilustrasi Pasar Swalayan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2020 bukan tahun yang baik bagi Indonesia, dan global lantaran pandemi Covid-19 berdampak pada hampir seluruh sektor yang menopang perekonomian, tak terkecuali sektor konsumer (consumer goods).

Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan eceran pada Desember 2020 terlihat sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun kalau dilihat secara tahunan (year-on-year/yoy), penjualan ritel tercatat lebih anjlok.

Secara bulanan, terjadi peningkatan penjualan eceran pada sebagian besar kelompok komoditas. Ini karena didorong naiknya permintaan saat hari raya Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Ini bisa dilihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2020 yang tumbuh 4,8% (month-to-month/mtm), meningkat dari -1,2% (mtm) pada bulan sebelumnya. Peningkatan tertinggi berkat topangan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya dan peralatan informasi dan komunikasi.

Tetapi, kenaikan permintaan pada Desember 2020 tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan kinerja penjualan eceran pada Desember 2020 mengalami penurunan dengan pertumbuhan IPR sebesar -19,2 persen (yoy), lebih anjlok dari bulan sebelumnya, yakni - 16,3 persen (yoy).

Kelompok makanan, minuman dan tembakau serta sub kelompok sandang menjadi faktor yang mendorong penurunan ini.

Kali terakhir Indonesia mencatatkan pertumbuhan penjualan ritel yang positif pada November 2019. Artinya, kontraksi penjualan ritel sudah terjadi selama 13 bulan beruntun.

Halaman Selanjutnya --> Kinerja penjualan Emiten Sektor Konsumer Ikut Tertekan

Mengingat penjualan ritel sudah ambles dalam 13 bulan terakhir, artinya masalah ini sudah terjadi sejak tahun lalu.

Bagaimana kinerja emiten sektor barang konsumsi saat penjualan ritel rontok sepanjang 2020?

Ada beberapa emiten konsumer yang sudah merilis kinerja tahunan unaudited, sehingga Tim Riset CNBC Indonesia memakai data sementara September 2020.

Menurut laporan keuangan interim per 30 September 2020, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan kenaikan penjualan bersih sebesar 1,61% menjadi Rp 58,78 triliun dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 57,85 triliun.

Emiten makanan-minuman PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), anak usahanya yang memproduksi Indomie, juga mencatatkan kenaikan pada pos penjualan bersih sebesar 3,37 persen dari Rp 32,79 triliun pada 2019 menjadi Rp33,89 triliun pada 2020, menurut laporan keuangan interim per 30 September 2020,

Sementara, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, emiten barang konsumer Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan pertumbuhan penjualan neto tipis sebesar 0,11% menjadi Rp42,97 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 42,92 triliun.

Berbeda dengan ketiga emiten di atas, laporan keuangan (interim) per 30 September 2020 menyebutkan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) penjualan bersih anjlok sebesar 2,10% menjadi Rp17,58 triliun dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp17,96 triliun.

Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMS) nyungsep paling dalam di antara emiten-emiten di atas. Penjualan neto emiten berkode HMSP ini per 30 September 2020 anjlok sebesar 12,55% secara tahunan dari sebelumnya Rp 77,50 triliun.

Menurut BI, kinerja penjualan eceran pada Januari 2021 diprakirakan masih terkontraksi, lebih kecil dari sebesar -19,2% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi sebesar -14,2% (yoy).

"Perbaikan penjualan tahunan diindikasi terjadi pada sebagian besar kelompok, terutama subkelompok Sandang, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya," jelas laporan BI.

Sementara, secara bulanan, IPR diprakirakan menurun sebesar -1,8% (mtm) berkat faktor musiman permintaan masyarakat yang menurun pasca hari raya Natal.

Ditambah lagi, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali (tahap I dan II) serta faktor musim dan bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah juga nampaknya menjadi faktor masih lesunya penjualan ritel pada Januari 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular