
Menguat Tipis, Rupiah Selangkah Menjauhi Level Rp 14.000/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (9/2/2021), sedikit menjauh dari level psikologis Rp 14.000/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,04% di Rp 13.990/US$. Setelahnya penguatan rupiah terakselerasi menjadi 0,11% ke Rp 13.980/US$.
Sayangnya, level tersebut menjadi yang terkuat, rupiah bahkan sempat berbalik stagnan di Rp 13.995/US$. Namun di akhir perdagangan, rupiah mampu kembali menguat ke Rp 13.990/US$.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS pada hari ini. Hingga pukul 15:17 WIB, yen Jepang menjadi yang terbaik dengan penguatan 0,33%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Mata Uang | Kurs Terakhir | Perubahan |
USD/CNY | 6,4487 | 0,07% |
USD/IDR | 13.990 | -0,04% |
USD/INR | 72,920 | -0,01% |
USD/JPY | 104,87 | -0,33% |
USD/KRW | 1.116,33 | 0,06% |
USD/MYR | 4,0540 | -0,22% |
USD/PHP | 48,030 | -0,06% |
USD/SGD | 1,3300 | -0,21% |
USD/THB | 29,98 | 0,03% |
USD/TWD | 27,987 | 0,05% |
Dolar AS memang sedang lesu. Hingga sore ini indeks dolar AS sudah melemah 0,23% ke 90,729.
Stimulus fiskal di AS yang kemungkinan akan cair dalam waktu dekat menekan the greenback. setelah Partai Demokrat AS merilis detail rencana stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Salah satu progam dalam paket stimulus tersebut adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 1.400.
Sebelumnya pada pekan lalu, House of Representative (DPR) AS sudah menyepakati resolusi anggaran. Resolusi tersebut akan diserahkan ke Senat AS dan diprediksi juga akan disepakati di pekan ini. Untuk diketahui DPR dan Senat AS kini sudah dikuasai oleh Partai Demokrat.
Dengan resolusi tersebut pemerintah AS bisa mencairkan stimulus fiskal US$ 1,9 triliun tanpa perlu persetujuan dari Partai Republik. Sehingga lolosnya undang-undang stimulus fiskal tersebut menjadi lebih mudah.
Setelah detail tersebut dirilis, muncul ekspektasi stimulus tersebut akan dirilis dalam beberapa pekan ke depan, apalagi stimulus fiskal sebelumnya akan berakhir pada pertengahan Maret.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kasus Corona Bikin Rupiah Sulit Menjauhi Rp 14.000/US$
Sejak awal tahun ini, rupiah sudah 3 kali menembus level psikologis Rp 14.000/US$, tetapi selalu tidak tahan lama.
Sebelumnya, di awal tahun ini rupiah menembus Rp 14.000/US$, bahkan mencapai Rp 13.885/US$ pada 4 Januari lalu. Tetapi 5 hari perdagangan setelahnya kembali ke atas Rp 14.000/US$.
Rupiah berhasil menembus lagi level psikologis tersebut pada 21 Januari lalu, tetapi hanya berumur sehari saja. Baru sejak kemarin rupiah kembali ke bawah Rp 14.000/US$.
Salah satu faktor yang membuat rupiah sulit tahan lama di bawah Rp 14.000/US$ adalah masih tingginya penambahan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Padahal pemerintah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama 1 bulan terakhir. PPKM kini kembali diperpanjang, tetapi sedikit ada pelonggaran dan disebut PPKM Mikro mulai hari ini, Selasa (9/2/2021).
Selama 1 bulan pelaksanaan PPKM, rata-rata penambahan kasus per hari mencapai 11.779 orang. Rata-rata tersebut meningkat tajam dibandingkan sebulan sebelumnya sebanyak 7.622 kasus per hari.
Hingga 8 Februari kemarin, total kasus positif mencapai 1.166.079 orang, dengan lebih dari 31 ribu orang meninggal dunia, dan lebih dari 960 ribu orang sembuh. Kasus aktif saat ini tercatat sebanyak 171.288 orang.
Terus menanjaknya kasus Covid-19 membuat para investor khawatir pemulihan ekonomi Indonesia akan terganggu, apalagi kini PPKM sudah dilonggarkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tetap Tegas, Rupiah Tetap Liar!
