
Duh! Rupiah Berisiko Balik Lagi ke Atas Rp 14.000/US$

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Selasa (9/2/2021). Meski demikian, Mata Uang Garuda masih mampu bertahan di bawah level psikologis Rp 14.000/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,04% di Rp 13.990/US$. Setelahnya penguatan rupiah terakselerasi menjadi 0,11% di Rp 13.980/US$.
Sayangnya, level tersebut menjadi yang terkuat hingga paruh pertama perdagangan hari ini, rupiah setelahnya terkoreksi hingga stagnan di Rp 13.995/US$.
Sejak awal tahun ini, rupiah sudah 3 kali menembus level psikologis Rp 14.000/US$, tetapi selalu tidak tahan lama.
Sebelumnya, di awal tahun ini rupiah menembus Rp 14.000/US$, bahkan mencapai Rp 13.885/US$ pada 4 Januari lalu. Tetapi 5 hari perdagangan setelahnya kembali ke atas Rp 14.000/US$.
Rupiah berhasil menembus lagi level psikologis tersebut pada 21 Januari lalu, tetapi hanya berumur sehari saja. Baru sejak kemarin rupiah kembali ke bawah Rp 14.000/US$.
Tetapi, melihat pergerakan hari ini, ada risiko rupiah kembali ke atas Rp 14.000/US$ melihat pergerakannya di pasar non deliverable forward (NDF) yang lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan hari ini.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp13.987,50 | Rp13.998,1 |
1 Bulan | Rp14.024,00 | Rp14.024,7 |
2 Bulan | Rp14.062,00 | Rp14.060,9 |
3 Bulan | Rp14.108,50 | Rp14.103,6 |
6 Bulan | Rp14.256,50 | Rp14.250,1 |
9 Bulan | Rp14.407,00 | Rp14.385,6 |
1 Tahun | Rp14.532,00 | Rp14.546,8 |
2 Tahun | Rp15.290,00 | Rp15.272,0 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Rupiah belum sanggup menguat lebih jauh padahal dolar AS sedang tertekan. Hingga siang ini, indeks dolar AS sudah melemah 0,23% ke 90,729.
Stimulus fiskal di AS yang kemungkinan akan cair dalam waktu dekat menekan the greenback. setelah Partai Demokrat AS merilis detail rencana stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Salah satu program dalam paket stimulus tersebut adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 1.400.
Sebelumnya pada pekan lalu, House of Representative (DPR) AS sudah menyepakati resolusi anggaran. Resolusi tersebut akan diserahkan ke Senat AS dan diprediksi juga akan disepakati di pekan ini. Untuk diketahui DPR dan Senat AS kini sudah dikuasai oleh Partai Demokrat.
Dengan resolusi tersebut pemerintah AS bisa mencairkan stimulus fiskal US$ 1,9 triliun tanpa perlu persetujuan dari Partai Republik. Sehingga lolosnya undang-undang stimulus fiskal tersebut menjadi lebih mudah.
Setelah detail tersebut dirilis, muncul ekspektasi stimulus tersebut akan dirilis dalam beberapa pekan ke depan, apalagi stimulus fiskal sebelumnya akan berakhir pada pertengahan Maret.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Tetap Tegas, Rupiah Tetap Liar!
