
Raih Rp 76 T, Aplikasi Video Ini Listing di Bursa Hong Kong

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perusahaan aplikasi video pendek asal China, Kuaishou Technology mulai diperdagangkan pada Jumat kemarin (5/2/2021) di Bursa Saham Hong Kong, menandai dimulainya langkah perusahaan sebagai perusahaan publik (listed company).
Saham Kuaishou Technology melesat lebih dari dua kali lipat dalam debut pasar saham Hong Kong dan menjadi perusahaan tercatat terbesar kelima di kota administratif China tersebut.
Lonjakan harga saham saat debut tersebut menjadi terbesar kedua dalam catatan secara global untuk perusahaan dengan IPO lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000/US$), menurut data tersedia di acara Refinitiv Eikon.
Mengacu data perdagangan, saham Kuaishou dengan kode perdagangan 1024 ini ditutup meroket 160,87% di Jumat lalu (5/2), di posisi harga HK$ 300/saham.
Kapitalisasi pasarnya mencapai HK$ 1,23 triliun, sementara harga saham perdana di level HK$ 115/saham sehingga perusahaan meraih dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) US$ 5,4 miliar atau Rp 76 triliun.
Harga saham awalnya dibuka melesat HK$ 338 dan mencapai level HK$ 345 sebelum akhirnya ditutup di posisi HK$ 300/saham. Sementara itu, indeks acuan di bursa Hong Kong yakni Indeks Hang Seng ditutup naik 0,6% di level 29.288.
Menurut Direktur Pelaksana broker saham Wealthy Securities, Louis Tse, kenaikan harga saham perusahaan ditopang oleh aksi beli yang dilakukan investor daratan China yang tak kebagian beli di pasar perdana (IPO) sehingga masuk ke pasar sekunder.
Jumlah saham IPO ini juga menjadi yang terbesar di Hong Kong sejak pencatatan saham Budweiser Asia yang ketika itu mengumpulkan dana US$ 5,75 miliar pada 2019.
Investor ritel menawar 1.204 kali dari jumlah saham Kuaishou yang ditawarkan saat IPO, sebagian besar didukung oleh uang pinjaman.
Investor ritel di Hong Kong yang gagal mendapatkan saham di IPO juga menumpuk, kata Tse.
Dia menambahkan sebetulnya ada banyak permintaan pembelian saham oleh investor yang tertahan setelah adanya penangguhan di menit terakhir dari pencatatan ganda (dualisting) terbesar yakni Ant Group dari Grup Alibaba senilai US$ 37 miliar pada November.
"Ini menjadi pertanda baik bagi IPO Hong Kong lainnya, jika perusahaan itu terkenal di daratan," kata Tse, dikutip dari Reuters.
Menurut laporan Reuters tahun lalu, Bytedance, pemilik TikTok, telah mempertimbangkan untuk mendaftarkan aplikasi video pendek Douyin di Hong Kong. Douyin dan Kuaishou adalah rival.
Kuaishou, yang didukung oleh Tencent Holdings, adalah platform video pendek nomor dua dunia dalam 9 bulan pertama tahun lalu, menurut prospektus IPO-nya.
Perusahaan ini memiliki rata-rata 275,9 juta pengguna aktif harian selama periode tersebut, dikutip iResearch. Hal ini karena pandemi Covid-19 memaksa orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu online.
Meskipun akses ke Kuaishou gratis, perusahaan menghasilkan uang dengan menjual barang-barang virtual yang dihadiahkan pengguna kepada pembuat video, pemasaran online, dan komisi dari penjualan e-niaga di platform.
Perusahaan berencana untuk menggunakan hasil IPO untuk menumbuhkan ekosistemnya, memperkuat penelitian dan untuk akuisisi selektif, katanya dalam pengajuan pertukaran.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Hong Kong Masuk Jurang Resesi