Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I di 1,6%-2,1%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 February 2021 14:17
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rilis Pertumbuhan Ekonomi TW IV-2020: Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi melalui Pengendalian COVID-19. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rilis Pertumbuhan Ekonomi TW IV-2020: Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi melalui Pengendalian COVID-19. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 berada di kisaran 1,6% sampai 2,1%. Bila hal ini terjadi maka, ekonomi Indonesia kembali positif setelah negatif dalam 3 kuartal berturut-turut.

"Pada 2021 target pertumbuhan ekonomi 4,5%-5,5% dan berharap masih ada pertumbuhan positif di kuartal I rangenya 1,6%-2,1%," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (5/2/2021).

Menurutnya, Pemerintah memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk mendorong konsumsi rumah tangga bisa tumbuh 1,3%-1,8%. Sementara konsumsi pemerintah di kuartal I masih rendah yakni 3,5%-4,5% dan diharapkan bisa naik 4%-%.

"PR berikutnya mendorong ekspor dan impor. Terjadi lonjakan ekspor dan masalah teknis kekurangan kontainer, sehingga demand yang melonjak bisa diantisipasi. kekurangan container ini akibat pengurangan impor," ujarnya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 2,07%. Realisasi perekonomian ini terburuk sejak krisis moneter 1998.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, perekonomian pada tahun 2020 ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan 2019 yang tumbuh 5,02% atau berada di kisaran 5% selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut wajar karena adanya pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian.

Bahkan, perekonomian yang tumbuh negatif selama 2020 ini cukup baik jika dibandingkan dengan negara lainnya. Di mana hampir semua negara terkontraksi dalam kecuali China dan Vietnam.

"Ini pertama kalinya PDB Indonesia kontraksi sejak 1998. Tapi Indonesia tidak sendiri, ada banyak negara yang perekonomiannya kontraksi," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).

Menurutnya, perekonomian sepanjang 2020 minus karena semua sektor pendorong utama terkontraksi. Adapun sektor penopang utama perekonomian adalah konsumsi rumah tangga dan investasi.

Konsumsi rumah tangga sepanjang 2020 tercatat -2,63% atau mengalami kontraksi cukup dalam dibandingkan dengan tahun 2019 yang tumbuh 5,04%. Penurunan konsumsi disebut karena penurunan mobilitas dan pergerakan perekonomian serta penurunan pendapatan masyarakat.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Sempat Drop, Airlangga: Pasar Modal Balik ke Jalur Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular