
PDB Sesuai Ekspektasi, IHSG Belum akan ke Mana-mana

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan sesi pertama perdagangan Jumat (5/2/2021), menyusul sinyal pemulihan ekonomi yang terlihat dari menipisnya kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV-2020.
Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 19,63 poin (+0,32%) ke 6.126,842. Sebanyak 260 saham menguat, 180 tertekan dan 165 lainnya flat. Namun transaksi bursa kian surut dengan hanya sekitar 8,5 miliar saham diperdagangkan, sebanyak 677.000-an kali.
Nilai transaksi bursa pun hanya sebesar Rp 6,3 triliun, dari periode sebelumnya di awal Januari yang bisa menyentuh Rp 12 triliun (untuk sesi 1 saja). Investor asing kali ini memilih merealisasikan keuntungan sehingga membentuk penjualan bersih (net sell) Rp 83,9 miliar di pasar reguler.
Pada pagi, IHSG dibuka menguat 0,48% ke 6.136,39. Selang 5 menit IHSG terpantau masih menghijau 0,48% ke level 6.136,42.
Pelaku pasar menilai rilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 yang terkontraksi 2,07%tak jauh berbeda dari proyeksi pelaku pasar, sehingga tidak ada sesuatu yang mengejutkan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal IV-2020.
Kepala BPS Suhariyanto melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal IV-2020 tumbuh -2,19% (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini membuat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) dalam 3 kuartal beruntun.
"PDB kuartal IV-2020 membaik dari kuartal sebelumnya walau secara keseluruhan masih melemah," kata Suhariyanto, Jumat (5/2/2021). Secara teknis, resesi dimaknai sebagai kontraksi ekonomi dalam lebih dari 2 kuartal berturut-turut. Indonesia mengalami resesi untuk kali pertama sejak 1998.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas alias sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.165. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.072.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 57, yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual, sehingga IHSG berpotensi untung bergerak menyamping.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang masih netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500