OPEC+ Sukses Pangkas Produksi, Harga Minyak Dekati US$ 60

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 February 2021 11:23
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah terus mengalami kenaikan. Keputusan para kartel yang tergabung dalam OPEC+ untuk tetap memangkas produksi dan penurunan stok minyak mentah di AS turut menopang apresiasi harga. 

Pada perdagangan hari ini, Kamis (4/2/2021) harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah naik hampir 1% dibanding posisi penutupan kemarin. Harga kontrak Brent naik 0,8% ke US$ 58,92/barel. Apabila tren penguatan ini berlanjut maka harga minyak Brent bisa tembus US$ 60/barel.

Sementara itu di saat yang sama harga kontrak futures minyak patokan AS West Texas Intermediate (WTI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan light sweet naik 0,9% ke level US$ 56,19/barel.

OPEC+ sepakat untuk memperpanjang periode pemangkasan suplai minyak. Organisasi tersebut berkomitmen untuk menjaga defisit pasokan di pasar agar harga minyak tidak terjun bebas di tengah merebaknya pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. 

Kelanjutan program vaksinasi Covid-19 secara masal juga menjadi sentimen positif yang diharapkan mampu mendongkrak perekonomian global dan pemulihan permintaan minyak. 

Vaksinasi Covid-19 diharapkan mampu mendongkrak optimisme masyarakat sehingga mobilitas bisa kembali pulih. Tentu saja ini membuat permintaan minyak akan terdorong. Dalam laporannya OPEC memperkirakan permintaan minyak untuk tahun ini bakal naik 5,9 juta barel per hari (bph) dibanding tahun lalu.

Sentimen positif lain yang juga mendukung harga minyak untuk menguat adalah penurunan stok minyak mentah AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 994 ribu barel pekan lalu.

Penurunan stok minyak mentah AS jauh lebih besar dari perkiraan analis sebesar 446 ribu barel. Kini stok minyak mentah AS sudah mencapai level 475,7 juta barel dan menjadi yang terendah sejak Maret tahun lalu.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters kepada 39 ekonom dan analis menunjukkan bahwa harga minyak khusus untuk Brent diperkirakan masih akan berada di kisaran US$ 50,7 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah West Intermediate (WTI) diprediksi bergerak di kisaran US$ 47,45 per barel pada 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun Harga Minyak Naik, tapi Ada Kabar Buruk dari OPEC

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular