Harga Minyak Dunia Lagi Oke nih, Semua Gegara OPEC+

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 February 2021 11:04
FILE PHOTO: A man fixes a sign with OPEC's logo next to its headquarter's entrance before a meeting of OPEC oil ministers in Vienna, Austria, November 29, 2017. REUTERS/Heinz-Peter Bader/File Photo
Foto: REUTERS/Heinz-Peter Bader

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak mentah mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini, Rabu (3/2/2021). Hal ini terjadi karena pasar merespons positif kebijakan pemangkasan produksi oleh negara-negara eksportir minyak dan koleganya (OPEC+).

Harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah Brent naik 0,4% ke US$ 57,69/barel. Untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) harganya naik 0,38% ke US$ 54,97/barel.

Pasar dibuai dengan asesmen yang dilakukan oleh OPEC+. Menurut para kartel tersebut persediaan minyak bakal turun di bawah rata-rata lima tahunnya pada Juni. Hal ini menjadi cermin bahwa para produsen berhasil mengembalikan keseimbangan minyak di pasar.

Melansir Reuters, OPEC+ memperkirakan penurunan produksi akan tetap membuat pasar dalam defisit sepanjang tahun ini, meskipun ada revisi prospek pertumbuhan permintaan. 

Produksi minyak mentah OPEC mengalami peningkatan di bulan Januari. Mengacu pada survei Reuters, output OPEC di bulan pertama tahun 2021 tercatat mencapai 25,75 juta barel per hari (bph) atau naik 160.000 bph dari Desember.

Produksi Rusia meningkat pada bulan Januari tetapi sejalan dengan kesepakatan pengurangan produksi. Sementara untuk Kazakhstan, volume output minyak justru turun. Kedua negara tersebut adalah anggota kelompok OPEC+ yang terikat pada pakta penurunan produksi minyak.

Produksi kondensat minyak dan gas Rusia naik 120.000 bph menjadi 10,16 juta bph pada Januari dari Desember. Kazakhstan memangkas produksi minyaknya sebesar 2% pada Januari dari bulan sebelumnya karena pemadaman listrik.

Lebih lanjut, sentimen yang mendukung pasar adalah data industri yang menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS turun secara tak terduga. American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 4,3 juta barel dalam sepekan hingga 29 Januari.

Penurunan tersebut berbanding terbalik dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan bakal ada kenaikan sebesar 446.000 barel. 

Sementara itu stok bensin turun 240.000 barel dan berbanding terbalik dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 1,1 juta barel. Pelaku pasar kini menunggu rilis data resmi pemerintah yang akan dilaporkan oleh Badan Informasi Energi (EIA) AS.

Dalam survei yang digelar Reuters pada Desember 2020, 39 ekonom dan analis yang menjadi responden memperkirakan rata-rata harga minyak jenis brent tahun ini sebesar US$ 50,67/barel. Naik dibandingkan angka perkiraan bulan sebelumnya yaitu US$ 49,35/barel.

Sedangkan rata-rata harga minyak jenis light sweet sepanjang 2021 diperkirakan US$ 47,45/barel. Lebih tinggi ketimbang survei sebulan sebelumnya yang memperkirakan di US$ 46,4/barel.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun Harga Minyak Naik, tapi Ada Kabar Buruk dari OPEC

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular