Utang Lunas! WIKA Tebus Komodo Bond Rp 5,4 T di Singapura

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
03 February 2021 11:10
Gedung WIKA
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah melunasi surat utang global perseroan bertajuk Komodo Bond senilai Rp 5,4 triliun.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Wijaya mengatakan, surat utang global yang dilunasi ini merupakan global bond yang diterbitkan perseroan pada Januari 2018 dengan jumlah pokok sebesar Rp 5,4 triliun dengan tingkat suku bunga 7,70% dan akan jatuh tempo pada tahun 2021.

"Pada 29 Januari 2021 perseroan telah melakukan pelunasan atas Surat Utang Global IDR Bond tersebut baik untuk pelunasan pokok pinjaman dan bunga pinjaman melalui The Bank of New York Mellon," kata Mahendra, di keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (3/2/2021).

Dampak dari pelunasan tersebut, maka seluruh kewajiban perseroan yang timbul atas penerbitan surat utang global IDR Bond tersebut telah berakhir dan tidak lagi memiliki kewajiban atas surat utang tersebut atas sejak tanggal pelunasan surat utang.

Mengacu laporan keuangan WIKA September 2020, tercatat pada 29 Januari 2018, perusahaan menerbitkan Surat Utang Jangka Menengah yakni Komodo Bonds (MTN) berdenominasi rupiah sebesar Rp 5,4 triliun.

Obligasi ini jatuh tempo pada bulan Januari 2021 atau 3 tahun.

MTN ini dikenakan biaya bunga 7,7% per tahun. MTN ini tercatat di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) dan telah mengajukan permohonan ke London Stock Exchange agar MTN tersebut dicatat di London Stock Exchange's International Securities Market.

Bertindak selaku wali amanat adalah The Bank of New York Mellon dan Global Notes tersebut mendapat peringkat "Ba2" dari Moody's Investors Service (Moody's) dan "BB" dari Fitch.

Pada perdagangan hari ini, saham WIKA terpantau menguat sebesar 3,41% ke posisi Rp 1.970 per saham, naik 70 poin. Meski demikian, sejak awal tahun, saham WIKA masih terkoreksi sebesar 5,05% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 17,67 triliun.

Dalam kesempatan sebelumnya, emiten konstruksi BUMN pada tahun ini, menurut riset terbaru PT Mirae Asset Sekuritas relatif akan diuntungkan dengan adanya Lembaga Pengelola Investasi Indonesia (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA). Presiden Jokowi juga telah melantik Dewan Pengawas SWF Indonesia tersebut.

Nantinya, LPI akan mengelola dana investasi termasuk untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur pemerintah.

Kehadiran SWF juga akan menjadi sumber pembiayaan baru untuk pembangunan Indonesia ke depan, jadi tidak hanya berbasis pinjaman, tapi bisa dalam bentuk penyertaan modal atau saham. Sebagai dampaknya, diharapkan akan menyehatkan perekonomian Indonesia, perusahaan BUMN terutama di sektor infrastruktur dan energi.

Sepanjang tahun lalu, WIKA tercatat membukukan kontrak baru sebesar Rp 23 triliun pada tahun 2020. Pada tahun ini, WIKA menargetkan kontrak baru sebesar Rp 40 triliun.

"Kami mempertahankan sikap hati-hati kami terhadap kontrak baru WIKA karena kami yakin kontrak tersebut masih belum mendekati level sebelum pandemi, yakni Rp 41,2 triliun pada tahun 2019," papar Mirae Asset.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WIKA Groundbreaking Pembangunan RS UPT Vertikal Surabaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular