
Nah Loh, Kebijakan Biden Bakal 'Kebiri' Minyak dan Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Joe Biden mengambil sikap mendorong kebijakan-kebijakan pro lingkungan, membalik kebijakan dari Trump yang justru mendorong produksi energi dari fosil.
Biden mengambil langkah menghentikan (moratorium) kontrak migas baru di wilayah darat dan perairan AS. Tidak berhenti sampai di situ, dia juga bakal memotong subsidi bahan bakar fosil.
Dia mengarahkan pada pejabat untuk membuat makin banyak wilayah konservasi. Juga membuat layanan khusus untuk kelompok yang terdampak polusi udara dan air, sebagaimana dilansir dari Reuters.
"Menurut saya, kita sudah menunggu terlalu lama untuk menangani krisis iklim ini," kata Biden pada upacara Gedung Putih dikutip Minggu (31/1/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan kasus iklim adalah di mana nurani dan kenyamanan saling beririsan. Di satu sisi harus menghadapi ancaman eksistensial terhadap planet ini, tapi harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran.
"Kita sebagai hal yang satu dan sama. Ketika saya memikirkan perubahan iklim dan jawabannya, saya memikirkan pekerjaan," jelasnya lagi.
Utusan iklim AS John Kerry mengatakan jika Biden bakal mengumumkan target pengurangan emisi di tahun 2030 pada 22 April mendatang dalam pertemuan iklim internasional yang diadakan langsung oleh Biden.
Keseriusan Biden lainnya yakni memutuskan kembali dengan Perjanjian Paris, yang sebelumnya diabaikan Trump. Kebijakan yang diambil Biden ini membuat kecewa banyak perusahaan migas besar AS.
Mereka berpendapat presiden baru itu akan merugikan jutaan pekerjaan dan miliar dolar pendapatan AS yang saat ini terpukul karena pandemi Covid-19.
Terkait dengan penghapusan subsidi bahan bakar fosil sampai saat ini belum jelas subsidi mana yang bakal dicabut. Biden berjanji bakal membantu merevitalisasi ekonomi masyarakat batubara, migas, dan pembangkit listrik.
Kepala Eksekutif Perusahaan Energi Hess Corp di AS mengatakan pemerintahan Biden harus mengingat dampak tindakan iklimnya terhadap pekerjaan dan keamanan energi.
Hal senada juga dikatakan CEO Abraxas Petroleum Corp, Bob Watson, yang melihat tindakan Biden tak akan membantu pemulihan ekonomi AS.
Senator Republik John Barrasso dari Wyoming, negara bagian yang bergantung pada batu bara, minyak dan gas, mengatakan pelarangan energi fosil tak akan membantu apapun untuk mengatasi perubahan iklim.
Dia menyebut jika Biden menekan penggunaan energi fosil di AS, maka produsen energi bakal memutar otak dengan mencari pasar lain.
"Produsen akan pergi ke tempat lain, kemungkinan besar ke luar negara bagian (AS) atau luar negeri," katanya.
Meski mendapat banyak penolakan, namun langkah biden disambut baik oleh para pemerhati lingkungan. Mereka menyebut Biden serius memulihkan kepemimpinan AS soal solusi iklim.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye America First, Ini PR Mendesak Biden Jadi Presiden AS