Mengerikan! IHSG Tumbang, Anjlok 2,5% & Balik 5.800-an

Putra, CNBC Indonesia
29 January 2021 14:05
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan sesi kedua pekan Jumat (28/1/21) dibuka anjlok parah 2,50% ke level 5.830,23.

Sejak pembukaan IHSG bergerak bak roller coaster setelah sempat naik tinggi kemudian anjlok menyentuh zona merah dan kemudian naik kembali sebelum akhirnya anjlok ke zona merah dan terkapar tak berdaya.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 180 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 10,8 triliun.

Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 195 miliar dan PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BBRI) senilai Rp 93 miliar.

Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 53 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 34 miliar.

Sentimen penggerak datang dari pasar global dimana, rilis data menunjukkan ekonomi AS melambat pada kuartal terakhir tahun 2020 setelah Paman Sam diserang gelombang ketiga pandemi virus corona yang menyebabkan pemerintah menerapkan restriksi yang ketat pada kerumunan dan menghambat aktivitas ekonomi.

PDB bertumbuh di angka 4,0% disetahunkan pada 3 bulan terakhir tahun lalu, seperti yang disebutkan oleh biro sensus pada pembacaan pertamanya, meskipun angka ini tentunya akan direvisi dalam berberapa minggu mendatang.

Hal ini tentu saja kontras terhadap rilis GDP kuartal ketiga dimana secara tahunan ekonomi AS melesat 33% saat perekonomian pertama kali diputar kembali menyusul pencabutanlockdownsetelah diserang gelombang pertama pandemi corona.

Meskipun demikian angka pertumbuhan ekonomi Q4 sesuai dengan konsensus dan menjadikan tahun 2020 terkontraksi 3,6% secara tahunan, kontraksi terparah sejak 1946.

Kabar baiknya, banyak analis memprediksi ekonomi AS akan berbalik arah kencang tahun ini, dimana banyak yang melihat bahwa konsumsi tetap kuat meski banyak dilakukanlockdowndimana para pebisnis dan konsumen sudah beradaptasi dengan hal ini.IMF sendiri meningkatkanestimasi GDP AS untuk tahun 2021 dari angka 3,1 Oktober silam ke angka 5,1%.

Dari sisi tenaga kerja, rilis data klaim pengangguran di AS juga lumayan oke dimana terdapat 847 ribu pengangguran, dibawah konsensus analis gi angka 875 ribu.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular