
Mohon Maaf, IHSG Anjlok 1,6%! Masih Tak Kuat Naik

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi pertama akhir pekan Jumat (28/1/21) ditutup anjlok parah 1,60% ke level 5.883,63.
Sejak pembukaan IHSG bergerak bak roller coaster setelah sempat naik tinggi kemudian anjlok menyentuh zona merah dan kemudian naik kembali sebelum akhirnya anjlok ke zona merah dan terkapar tak berdaya.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 35 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 9,2 triliun.
Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 61 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 54 miliar.
Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 20 miliar dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 27 miliar.
Sentimen penggerak datang dari pasar global dimana, rilis data menunjukkan ekonomi AS melambat pada kuartal terakhir tahun 2020 setelah Paman Sam diserang gelombang ketiga pandemi virus corona yang menyebabkan pemerintah menerapkan restriksi yang ketat pada kerumunan dan menghambat aktivitas ekonomi.
PDB bertumbuh di angka 4,0% disetahunkan pada 3 bulan terakhir tahun lalu, seperti yang disebutkan oleh biro sensus pada pembacaan pertamanya, meskipun angka ini tentunya akan direvisi dalam berberapa minggu mendatang.
Hal ini tentu saja kontras terhadap rilis GDP kuartal ketiga dimana secara tahunan ekonomi AS melesat 33% saat perekonomian pertama kali diputar kembali menyusul pencabutan lockdown setelah diserang gelombang pertama pandemi corona.
Meskipun demikian angka pertumbuhan ekonomi Q4 sesuai dengan konsensus dan menjadikan tahun 2020 terkontraksi 3,6% secara tahunan, kontraksi terparah sejak 1946.
Kabar baiknya, banyak analis memprediksi ekonomi AS akan berbalik arah kencang tahun ini, dimana banyak yang melihat bahwa konsumsi tetap kuat meski banyak dilakukan lockdown dimana para pebisnis dan konsumen sudah beradaptasi dengan hal ini. IMF sendiri meningkatkan estimasi GDP AS untuk tahun 2021 dari angka 3,1 Oktober silam ke angka 5,1%.
Dari sisi tenaga kerja, rilis data klaim pengangguran di AS juga lumayan oke dimana terdapat 847 ribu pengangguran, dibawah konsensus analis gi angka 875 ribu.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500