Rupiah Bangkit! Kurs Dolar Singapura Turun ke Rp 10.587/SG$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 January 2021 12:06
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura berbalik melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (27/1/2021), setelah sempat menguat pagi tadi. Rupiah sempat tertekan akibat jebloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pada pukul 11:28 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.587,66, dolar Singapura melemah 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pagi tadi, dolar Singapura sempat menguat 0,2% ke Rp 10.615,76/AU$.

Sentimen dari dalam negeri kurang bagus, sebab kasus virus corona suda menembus 1 juta orang. Penambahan kasus masih tetap tinggi meski pemerintah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam 2 pekan terakhir, dan masih berlangsung hingga 8 Februari nanti.

Pada pekan kedua pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif corona bertambah 81.333 orang. Rata-rata pasien positif bertambah 11.619 orang per hari.

Jumlah ini malah naik dibandingkan pekan pertama, di mana jumlah pasien positif bertambah 79.903 orang. Rerata pasien positif bertambah 11.415 orang setiap harinya.
Selama dua pekan pelaksanaan PPKM, jumlah pasien positif bertambah 161.236 orang (rata-rata 11.517 orang per hari). Naik tajam dibandingkan dua minggu sebelumnya yaitu 114.661 orang (rerata 8.190 orang per hari).

Rupiah semakin tertekan di awal perdagangan hari ini setelah IHSG jeblok lebih dari 2% hingga ke bawah level 6.000. Jebloknya bursa kebanggaan Tanah Air tersebut memberikan sentimen negatif ke rupiah hingga ikut melemah.

Setelahnya, IHSG perlahan bangkit, dan sempat kembali ke zona hijau. Rupiah pun ikut berbalik menguat melawan dolar Singapura.

Di sisi lain, dolar Singapura sebenarnya juga dalam kondisi kurang bagus. Data dari Singapura kemarin menunjukkan CPI di bulan Desember stagnan alias 0% year-on-year (YoY) di bulan Desember 2020. Sementara Core CPI turun -0,3% YoY alias mengalami deflasi. Dengan demikian, Singapura sudah mengalami deflasi selama 11 bulan beruntun.

Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) mengatakan penurunan Core CPI di bulan Desember terjadi akibat penurunan biaya jasa sebesar 0,8%. Biaya jasa penerbangan serta liburan di bulan Desember menjadi pemicu utama penurunan, menurut MAS.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular