IHSG Anjlok Nyaris 1%, tapi Asing Asik Borong Saham Murah

Putra, CNBC Indonesia
26 January 2021 11:46
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (26/1/21) ditutup anjlok parah 0,90% ke level6.202,11.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 181 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 9,3triliun.

Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PTBank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp134 miliar dan PTBank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp42 miliar.

Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 79miliar dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp19 miliar.

Joe Biden diekspektasikan akan meneken kebijakan perdagangan 'Beli barang Amerika' yang disinyalir oleh pasar bahwa sang presiden akan tetap garang terhadap China, mirip dengan yang dilakukan oleh Trump.

Menurut Wall Street Journal, kebijakan ini akan menyebabkan para lembaga federal semakin sulit untuk membeli barang-barang impor serta merubah definisi produk lokal Amerika, dimana barang mentah yang diperlukan hingga menjadi produk jadi harus berasal dari produk lokal lebih tinggi presentasenya dari sebelumnya.

Dengan tidak akurnya kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tentu saja perekonomian global akan semakin lamban pulih pasca diserang pandemi. Apalagi pasar tentunya tidak ingin kembali melihat perang dagang berjilid-jilid antar kedua negara.

Hal ini tentunya akan mengirim sinyal kurang baik ke bursa saham di seluruh belahan dunia.

Dari rilis data ekonomi, Korea Selatan baru saja mengumumkan pembacaan awal Produk Domestik Bruto kuartal keempatnya dimana Negara Ginseng masih belum akan keluar dari jurang resesi karena GDP secara tahunan (YoY) di masih akan terkontraksi 1%, pembacaan ini lebih baik ketimbang konsensus di angka 1,7%. Kontraksi kuartal keempat ini sendiri melanjutkan kontraksi pada kuartal kedua (-2.7%) dan kuartal ketiga (-1.1%).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular