
Saham Farmasi 'Hancur Lebur', 10 Hari ARB & Ambles 50%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham yang bergerak di sektor farmasi kembali anjlok parah pada perdagangan hari ini, Selasa (26/1), Sejak Rabu (13/1) mayoritas saham farmasi memang sudah anjlok bahkan mayoritas terkoreksi ke level terendah yang diijinkan regulator sehingga hari ini menjadikan hari kesepuluh koreksi mayoritas saham-saham farmasi ke level terendahnya.
Saham farmasi anjlok meskipun sebelumnya muncul sentimen positif di mana BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) memberikan lampu hijau penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menjadi orang pertama yang disuntik Rabu silam, bersama dengan jajarannya di Istana Negara. Semua berjalan dengan baik, tapi tak begitu dengan saham-saham farmasi yang terus anjlok sejak hari itu.
Simak gerak saham-saham farmasi pada perdagangan hari ini.
Terpantau dari 6 emiten farmasi dan sektor pendukungnya semuanya ditransaksikan di zona merah bahkan 4 diantaranya anjlok menyentuh level terendah yang diijinkan oleh bursa alias ARB (auto reject bawah).
Duo anak usaha Bio Farma yakni PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) lagi-lagi anjlok ke level ARB. Ini menjadikan ARB ke 8 kedua saham selama 10 hari koreksi secara beruntun. Saham keduanya terkoreksi masing-masing 6,77% dan 6,97% ke level harga Rp 3.720/unit dan Rp 3870/unit
Bayangkan apabila anda membeli KAEF di harga pucuk di angka Rp 7.575/unit kerugian yang anda derita mencapai 49% apabila anda berinvestasi Rp 100 Juta di saham ini, nilai saham anda hanya tersisa Rp 51 juta atau hilang kurang lebih setengahnya.
Selanjutnya koreksi parah lain dibukukan oleh PT Phapros Tbk (PEHA) yang anjlok hingga 6,86% ke level Rp 1.425/unit. Sedangkan emiten distributor jarum suntik PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) juga terkoreksi 6,67% ke level Rp 2.240/unit.
Sementara itu koreksi paling moderat dibukukan oleh saham farmasi terbesar di bursa PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang terkoreksi tipis 0,93% ke level harga Rp 1.590/unit.
Koreksi saham farmasi terjadi setelah kemunculan sentimen terkait vaksin Covid-19. Setelah BPOM memberikan lampu hijau penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Sinovac dan dimulainya vaksinasi tahap pertama di Tanah Air.
Sebelumnya pada Desember lalu Indonesia berhasil mengamankan sebanyak 3 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac. Kemarin ada tambahan 15 juta bahan baku vaksin tiba di Tanah Air.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi sadikin mengatakan bahwa bahan baku tersebut akan langsung diproses dalam laboratorium milik Bio Farma untuk kembali ditindaklanjuti. Bio Farma memiliki waktu sekitar satu bulan untuk memproduksi vaksin.
"Sehingga nanti di awal Februari kita sudah punya 12 juta vaksin dari 15 juta bahan baku ini," terang mantan Wakil Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) itu kepada awak media.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500