Pelan-pelan Harga Batu Bara Siap Cicipi Level US$ 90/ton Lagi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 January 2021 10:30
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelan-pelan harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle mulai merangkak naik. Harga kontrak batu bara yang aktif ditransaksikan ini semakin mendekati level US$ 90/ton.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (25/1/2021), harga kontrak batu bara ICE Newcastle kembali menguat dengan apresiasi 0,29%. Kini harga si batu legam sudah tembus level US$ 87,1/ton. 

Prospek untuk batu bara ke depan masih cukup positif, didukung oleh harga gas yang mahal, penurunan output oleh produsen akibat anjloknya harga di masa pandemi hingga kenaikan permintaan di beberapa pasar utama seperti India dan China. 

Pasokan gas yang terbatas dan harganya yang sudah melesat tinggi di Jepang menjadi kendala. Ketika pasokan gas menipis dan harga melonjak, maka konsumen akan berpotensi beralih dari gas ke batu bara yang relatif lebih murah meski juga mengalami kenaikan harga yang signifikan belakangan ini. 

Produksi batu bara China pada bulan Desember terus tumbuh selama enam bulan berturut-turut dan tetap di atas level tahun lalu tetapi masih belum cukup untuk mengatasi kekurangan yang menyebabkan kenaikan tajam harga batu bara domestik China.

Menurut data dari National Bureau of Statistics (NBS), China memproduksi 351,9 juta ton batu bara pada Desember, naik 3,2% dibandingkan dengan Desember 2019.

Hingga saat ini, impor batu bara oleh China untuk periode Januari 2021 mencapai 24,58 juta ton. Meski bulan ini belum kelar, tetapi sudah menjadi yang tertinggi sejak Juni 2020. Sementara impor baru bara oleh India tercatat 18,69 juta ton pada bulan ini. Impor tertinggi dalam setidaknya setahun terakhir.

China terlihat mulai melonggarkan kebijakan kuota impornyamulai Desember. Hal ini juga bertepatan dengan tingginya harga batu bara domestik di saat kebutuhan akan listrik meningkat pesat. Bahkan pemerintah China sampai melakukan pemadaman.

Sementara itu impor batu bara India cenderung mengalami kenaikan secara konsisten mulai bulan Juli hingga Oktober tahun lalu. Namun setelah itu impor batu bara India cenderung bertahan di level 17-18 juta ton per bulan hingga di penghujung tahun 2020.

"Pandangan kami sangat bullish terhadap harga batu bara termal dalam jangka pendek karena penurunan pasokan akibat faktor musiman sementara permintaan meningkat sieing musim dingin di belahan bumi utara. Selain itu, permintaan di China dan India juga meningkat karena pembukaan kembali aktivitas masyarakat secara bertahap," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Tak Kapok Cetak Rekor, Harga Batu Bara Tembus US$ 61/Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular