
Emiten Milik Sandi Rilis Bond Rp 4,4 T, Ini 13 Investornya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara telekomunikasi Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menawarkan surat utang dalam denominasi dolar sebesar US$ 300 juta atau setara Rp 4,47 triliun dengan asumsi kurs per 30 September 2020 yakni Rp 14.918 per US$.
Dengan mengacu pada ekuitas perusahaan sebesar Rp 6,60 triliun, maka penerbitan notes tersebut adalah 67,8% dari ekuitas TBIG.
Tingkat bunga yang ditetapkan yakni tetap 2,75% sebagaimana yang juga sudah diumumkan perusahaan 15 Januari lalu. Bunga akan dibayarkan setiap 6 bulan dimulai pada 20 Juli 2021
Berdasarkan prospektus yang dirilis Senin ini (25/1), TBIG berencana untuk menggunakan dana yang diperoleh tersebut untuk membayar sebagian saldo terutang dari fasilitas pinjaman revolving sebesar US$ 375 juta tahun 2019, fasilitas pinjaman revolving sebesar US$ 100 juta atau fasilitas B (dari fasilitas total US$ 1 miliar) serta pinjaman revolving sebesar US$ 200 juta tahun 2017.
Adapun disebutkan ada 13 pembeli awal notes, mereka adalah
1. Barclays Bank Plc Singapore Branch
2. BNP Paribas
3. Credit Agricole Corporate and Investment Bank Singapore Branch
4. DBS Bank Ltd
5. The HSBC Limided Singapore Branch
6. Mizuho Securities Asia Limited
7. Oversea-Chinese Banking Corporation Limided
8. United Overseas Bank Limited
9. ANZ Banking Group Limited
10. CIMB Berhad
11. Labuan Offshore Branch
12. MUFG Securities Asia Limited Singapore Branch
13. SMBC Nikko Capital Markets Limited
Bertindak sebagai wali amanat yakni The Bank of New York Mellon, London Branch.
Corporate Secretary TBIG, Yusman Santoso mengatakan, surat utang global ini telah mendapat peringkat BBB- oleh Fitch Ratings dan akan jatuh tempo pada 2026 mendatang. Surat utang ini akan dicatatkan di Bursa Efek Singapore (SGX).
Menurut Yusman, jumlah bersih yang akan diterima dari perseroan penerbitan surat utang ini, setelah dikurangi dengan biaya penjaminan emisi dan komisi serta perkiraan biaya dan pengeluaran lainnya adalah sekitar US $ 296,4 juta.
"Jumlah pembiayaan kembali untuk Fasilitas B dan Fasilitas RLF tahun 2017 akan tetap tersedia dan dapat dipinjam kembali," katanya dalam keterangan pers, dikutip Jumat (15/1/2021).
Sebelumnya, TBIG juga mendapatkan pinjaman revolving (revolving credit facility/RCF) dari perbankan senilai US$ 275 juta atau setara dengan Rp 4,10 triliun.
Jumlah RCF adalah bagian dari total komitmen senilai US$ 645 juta bagi TBIG yang disebut sebagai Fasilitas F.
TBIG adalah perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI dan dimiliki oleh Saratoga Group dan Provident Capital.
Pemegang saham terbesar TBIG adalah PT Wahana Anugerah Sejahtera 35,61%, PT Provident Capital Indonesia 26,73%, sementara sisanya publik 36,32%.
Sisa saham lain dipegang investor perorangan termasuk Winato Kartono dan Edwin Soeryadjaya, petinggi dari Grup Saratoga. Grup Saratoga yang dikendalikan Edwin dan Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) ini masuk ke TBIG sejak 2004.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article TBIG Grup Sandiaga Mau Rilis Obligasi Rp 13 T, Buat Apa Saja?
