Singapura Deflasi 11 Bulan Beruntun, Dolarnya Malah Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 January 2021 15:23
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (25/1/2021) setelah rilis data consumer price index (CPI) atau indeks harga konsumen bulan Desember. 

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura menguat 0,48% ke Rp 10.601,36/US$ pagi ini. Penguatan dolar Singapura terpangkas, pada pukul 13:12 WIB berad di level Rp 10.578,74/SG$, menguat 0,24% di pasar spot.

Data dari Singapura hari ini menunjukkan CPI di bulan Desember stagnan alias 0% year-on-year (YoY) di bulan Desember 2020. Sementara Core CPI turun -0,3% YoY alias mengalami deflasi. Dengan demikian, Singapura sudah mengalami deflasi selama 11 bulan beruntun.

Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) mengatakan penurunan Core CPI di bulan Desember terjadi akibat penurunan biaya jasa sebesar 0,8%. Biaya jasa penerbangan serta liburan di bulan Desember menjadi pemicu utama penurunan, menurut MAS.

Meski deflasi terjadi secara beruntun, tetapi dolar Singapura tetap mampu menguat melawan rupiah. Ambruknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini turut menyeret rupiah. IHSG sempat merosot hingga 2% pagi tadi, artinya sentimen pelaku pasar sedang memburuk, yang berdampak negatif bagi Mata Uang Garuda. 

Rupiah juga masih melemah bahkan saat data menunjukkan realisasi investasi Indonesia di kuartal IV-2020 kembali mencatat pertumbuhan.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia hari ini memaparkan realisasi investasi pada kuartal IV-2020 dan sepanjang 2020.

Tercatat, realisasi investasi pada kuartal IV-2020 mencapai Rp214,7 triliun atau tumbuh 3,1%. Pada kuartal III-2020, terjadi kenaikan total investasi 1,6%.

"Penanaman modal asing Rp111,1 triliun sementara Penanaman modal dalam negeri Rp 103,6 triliun. Dengan penyerapan tenaga kerja 294.780 orang," kata Bahlil di Jakarta, Senin (25/1/2021).

Adapun total realisasi investasi pada 2020 mencatatkan kenaikan yakni dari Rp809,6 triliun di 2019 menjadi Rp826,3 triliun di 2021.

Terdiri dari PMA (Investasi Asing) 48,9% dan PMDN (Investasi Dalam Negeri) 50,1%.

"Dengan total penyerapan tenaga kerja 1,15 juta," tutur Bahlil.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular