Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia menahan tingkat suku bunga acuan pada Januari di level 3,75% membuat bursa saham domestik berakhir di teritori negatif pada perdagangan Kamis kemarin (21/1/2021).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,25% ke level 6.413,89 poin dengan nilai transaksi Rp 19,16 triliun dan frekuensi sebanyak 1,54 juta kali. Pelaku pasar asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 137,55 miliar.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan 3,75% sejalan dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga. Kemudian, dalam assessment-nya hal ini juga terkait dengan adanya pemulihan perekonomian global akan berlanjut di tahun ini.
Di sisi lain, dari global, pelaku pasar juga masih bereuforia terkait inaugurasi presiden dan wakil presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden dan Kamala Harris.
Sebelum memulai transaksi pada perdagangan menjelang akhir pekan ini, Jumat (22/1/2021), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia.
1.BRI Rombak 4 Direksi Sekaligus
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Kamis sore ini (21/1/2021) di kantor pusat BRI. Dari hasil keputusan rapat tersebut BBRI melakukan perombakan manajemennya.
Berdasarkan usulan keputusan RUPSLB, pemegang saham memberhentikan Haru Koesmahargyo sebagai Direktur Keuangan, Priyastomo sebagai Direktur Bisnis dan Ritel, dan Herdy Rosadi sebagai Direktur Human Capital BRI. Sementara Wisto Prihadi yang sebelumnya diangkat sebagai Direktur Kepatuhan diberhentikan karena tidak lulus fit and proper test di OJK.
Sebagai gantinya Viviana Dyah Ayu Retno diangkat sebagai Direktur Keuangan, Amam Sukriyanto sebagai Direktur Bisnis Kecil dan Menengah, Arga Mahanana Nugraha sebagai Direktur Jaringan dan Layanan dan Agus Winardono sebagai Direktur Human Capital.
"Anggota dewan direksi dan komisaris yang tidak disetujui dalam penilaian fit and proper tes , maka anggota direksi dan komisaris diberhentikan dengan hormat oleh OJK. Dengan putusan RUPSLB dan perubahan pengurus menegaskan fokus BRI membantu UMKM yang berupaya bangkit di tengah pandemi yang belum berakhir," ujar Direktur Utama BRI Sunarso.
Berikut ini adalah susunan lengkap susunan Direksi BRI :
Direktur Utama : Sunarso
Wakil Direktur Utama : Catur Budi Harto
Direktur Keuangan : Viviana Dyah Ayu Retno
Direktur Kelembagaan dan BUMN : Agus Noorsanto
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah : Amam Sukriyanto
Direktur Digital dan Teknologi Informasi : Indra Utoyo,
Direktur Bisnis Mikro : Supari
Direktur Jaringan dan Layanan : Arga Mahanana Nugraha,
Direktur Kepatuhan : Achmad Solichin Lutfiyanto
Direktur Manajemen Risiko : Agus Sudiarto
Direktur Konsumer : Handayani
Direktur Human Capital : Agus Winardono.
Dalam RUPS tersebut, BRI juga menyetujui saham hasil pembelian kembali (buyback) dialokasikan untuk saham karyawan alias skema management and employee stock option program (MESOP).
2.Bos Waskita Beberkan Calon tol yang Siap Dilego ke SWF
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyebutkan tahun ini siap untuk melakukan divestasi atas 9-11 ruas tol yang dimilikinya. Divestasi ini dilakukan salah satu upaya perusahaan untuk menurunkan tingkat utang yang disebabkan dari investasi proyek jangka panjang.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan rencana divestasi ini sebenarnya sudah mulai disiapkan sejak 2019 silam, namun proses ini selama dua tahun berturut-turut terus mengalami penundaan, terutama karena adanya pandemi Covid-19.
"Tol yang dimiliki beban terbesar investasi jalan tol, rencana 2019 ada 2, 2020 ada 5. Jadinya tahun ini antara 9-11 ruas," kata Destiawan dalam sebuah webinar, Kamis (21/1/2021).
NEXT: Kabar pasar lainnya....
3.Punya Saham TLKM? Simak Bos Telkom Bocorin Platform Baru & 5G
Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Ririek Adriansyah membeberkan sejumlah rencana bisnis di bidang digital sebagai strategi pengembangan perusahaan di tengah ketatnya persaingan.
Perusahaan sudah merilis satu produk digital di Juni tahun lalu yakni PaDi UMKM (Pasar Digital UMKM). Selain itu, Telkom juga terlibat dalam Sistem Satu Data yang mampu mendeteksi orang yang telah diberi vaksin Covid-19.
Telkom akan menerapkan sistem keamanan yang terjamin sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan Sistem Satu Data ini menggunakan proses autentikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna.
"Karena itu kami mengharapkan semua pihak untuk bisa pada saatnya nanti bisa memberikan data yang akurat ketika ada registrasi nanti," kata Ririek, dalam Kompas CEO Forum, Kamis (21/1/2021).
Menurut Ririek, rencana digital selanjutnya ialah memperkuat konektivitas dengan masuk ke 5G. Setelah itu, mengembangkan berbagai platform digital seperti big data, internet of things (IoT), dan platform lainnya.
4.Disebut jadi Calon Bos SWF, Begini Respons Arief Budiman
Pekan ini Presiden Joko Widodo akan mengumumkan pimpinan chief executive officer (CEO) Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) ini.
Beberapa nama yang beredar untuk mengisi posisi tersebut seperti eks Mendag yang juga pernah menjabat sebagai Kepala BKPM yakni Gita Wirjawan, Rizal Gozali yang merupakan Presiden Direktur Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk (INDY) Arsjad Rasjid.
Kemudian, Arief Budiman, eks Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) dan PT Danareksa (Persero). Pandu Patria Sjahrir yang merupakan Direktur di PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) sekaligus pendiri Indies Capital, VC Ventures dan juga Presiden Komisaris SEA Group Indonesia. Nama lainnya adalah Thomas Trikasih Lembong yang juga eks Kepala BKPM.
Menanggapi namanya dicalonkan ini, Arief tak mau membenarkan adanya kabar tersebut. Menurut dia pihak pemerintah memiliki wewenang lebih terkait dengan calon-calon CEO tersebut. "Saya kurang tau, kalau kami di tim pengkaji memang tidak cakupannya mendiskusikan seleksi dan pemilihan orang," kata Arief kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/1/2021).
5.Vaksin Corona Produksi KLBF & Genexine Uji Klinis Tahap II
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) saat ini tengah menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bisa melakukan uji klinis fase dua untuk vaksin Covid-19 dari pabrikan Korea Selatan, Genexine.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan uji klinis vaksin ini di Indonesia akan dilakukan setelah izin tersebut diperoleh. "Sedang diajukan ke BPOM untuk mendapatkan approval uji klinik tersebut," kata Vidjongtius kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/1/2021).
Di Korea Selatan, produsen ini tengah dilaksanakan uji klinis fase 1/2a. Tahap dilakukan terhadap subjek sehat untuk mengevaluasi keamanan, tolerabilitas, dan imunogenisitas.
Adapun sebelumnya rencana uji klinis ini direncanakan akan dilakukan pada Desember 2020 lalu. Namun akhirnya rencana ini masih tertunda sampai saat ini.
6.Berpotensi Terdepak Sebagai Emiten, BEI Pantau Ketat BTEL
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan masih memantau emiten telekomunikasi Grup Bakrie, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) untuk menyelesaikan beberapa kewajiban kepada bursa seperti laporan keuangan dan komitmen BTEL mempertahankan keberlangsungan usaha (going concern).
Pasalnya, BTEL berpotensi dihapuskan pencatatan sahamnya atau delisting di Bursa Efek Indonesia mengingat saham BTEL telah disuspensi selama 20 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 27 Mei 2021.
Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, saat ini bursa sedang melakukan evaluasi lebih lanjut terkait kesesuaian laporan keuangan Bakrie Telecom dengan standar pelaporan yang berlaku serta memantau upaya konkrit perseroan untuk mempertahankan keberlangsungan usaha.
"Bursa juga masih menunggu penyelesaian beberapa kewajiban perseroan kepada bursa, sehingga bursa belum dapat melakukan pembukaan penghentian sementara perdagangan (unsuspensi) efek perseroan," kata Nyoman kepada awak media.
7.Nasabah Kresna Life Depresi, Minta Tolong OJK Setop PKPU
Para nasabah PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life) dikabarkan mulai stres, depresi, dan jatuh sakit di tengah proses panjang perjuangan mengembalikan dana mereka yang hingga kini prosesnya malah berujung ke Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Padahal sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan manajemen Kresna Life pada 7 September 2020 yang diajukan Kresna Life sebelum PKPU dan sudah disetujui oleh sebagian besar nasabah pemegang 8.054 polis untuk pembayaran cicilan.
Sebab itu para nasabah Kresna Life, dalam surat yang diterima CNBC Indonesia, meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghentikan PKPU yang sedang berlangsung, karena para nasabah menilai PKPU tersebut tampak direkayasa untuk kepentingan Kresna Life.
Selain itu, mereka juga mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta kepada OJK agar apapun transaksi keuangan yang menjurus ke fraud harus ditindak tegas.
"Pengawasan OJK juga tidak boleh mandul, tidak boleh masuk angin, harus mengeluarkan taringnya, dan menjaga kredibilitas dan integritas," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2021 secara virtual, Jumat (15/1/2021), yang dikutip para nasabah.