
5 Saham Top Gainers & Losers, 2 Anak Usaha Pelindo 'Ngamuk'!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan Kamis kemarin (21/1/2021) meski sempat melejit 1% di awal sesi pertama.
Indeks acuan bursa nasional tersebut terkoreksi 0,25% ke 6.413,89. Sebanyak 248 saham menguat, 241 tertekan dan 140 lainnya flat.
Transaksi bursa surut dengan 18 miliar lebih saham diperdagangkan sebanyak 1,5 juta kali lebih sedangkan nilai transaksi bursa hanya mencapai Rp 19 triliun.
Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 237 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka memilih merealisasikan keuntungan.
Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT BFI Finance Tbk (BFIN) sebesar Rp 52 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 44 miliar. Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 103 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) Rp 70 miliar.
Berikut catatan saham-saham top gainers dan top losers kemarin.
5 Top Gainers Kamis (21/1)
1. Lotte chemical (FPNI), saham +25% Rp 320, transaksi Rp 55 M
2. Indonesia Terminal (IPCC), saham +24,44% Rp 125 M
3. Jasa Armada (IPCM), saham +23,81% Rp 520
4. Sky Energy (JSKY), saham +19,80% Rp 242, transaksi Rp 77 M
5. Surya Esa (ESSA), saham +12,61%Rp 268, transaksi Rp 43 M
5 Top Losers Kamis (21/1)
1. BPD Banten (BEKS), saham -6,86% Rp 95, transaksi Rp 44 M
2. Bank BRI Agro (AGRO), saham -6,77% Rp 1.240, transaksi Rp 276 M
3. Bumi Resources (BUMI), saham -6,19% Rp 106, transaksi Rp 38 M
4. Bank KB Bukopin (BBKP), saham -6,02% Rp 625, transaksi Rp 356 M
5. Bank BRISyariah (BRIS), saham -4,66% Rp 3.480, transaksi Rp 913 M
Khusus untuk top gainers, menariknya ada dua anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II yang melesat yakni IPCC dan IPCM.
Tim Riset CNBC Indonesia menilai kenaikan harga saham kedua perusahaan setelah rilis perusahaan melaporkan kenaikan volume bongkar muat alat berat di terminal IPCC yang terus mencatatkan kenaikan.
Selain itu IPCC juga diuntungkan dari layanan bongkar muat perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai.
Tak hanya itu, anak-anak usaha BUMN Pelindo II ini nantinya diuntungkan dengan pembentukan holding pelabuhan yang sudah direncanakan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Terkait dengan Holding, rencana ini sudah dibeberkan jauh-jauh hari oleh Erick Thohir. Holding tersebut akan menyatukan semua perusahaan Pelindo dalam satu induk pengelolaan.
Selama ini, operasional Pelindo I, II, III, dan IV dibatasi oleh wilayah geografis. Nantinya dengan adanya Holding Pelabuhan, pembatasan tersebut tak lagi berlaku.
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mendukung rencana dari Kementerian BUMN tersebut.
"Dari sisi pelabuhan lebih concern pada sisi ekonomi. Problem kita dari logistic cost, jika tidak perform di pelabuhan akan direspons shipping line juga transportasi darat. Gimana pelabuhan secara performance bisa tinggi dan reliable," katanya acara Indonesia Muda Club Jumat, (15/1/2021).
Arif menjelaskan, saat ini performance pelabuhan masih berbeda standarnya. Dengan entitas yang berbeda tidak akan mudah secara governance untuk menyamaratakan standar dan sumber daya. Problem tersebut bisa diselesaikan dengan merger.
"Kenapa tidak holding karena holding entitasnya tetap berbeda, artinya tidak mudah untuk membagi resource antara tiap pelabuhan. Solusinya merger Pelindo I, II,III, dan IV. Setelah itu dibentuk manajemen tiap klaster," ujar Arif.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Imbas Pandemi, Bisnis Layanan Terminal Amblas Hingga 70%
