Terkena Biden Effect, Bursa Eropa Menguat di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 January 2021 15:45
bursa eropa
Foto: reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat pada sesi awal perdagangan Kamis (21/1/2021), dipicu optimisme stimulus dan kebijakan pro-pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Joe Biden.

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa menguat 0,7% di awal perdagangan. Indeks saham sektor otomotif dan perbankan melompat 1% memimpin reli indeks saham sektoral lainnya yang juga menguat.

Setengah jam kemudian reli indeks Stoxx susut menjadi 2,7 poin (+0,65%) ke 413,51. Indeks DAX Jerman tumbuh 93,6 poin (+0,67%) ke 14.014,97 dan indeks FTSE Inggris naik 29,05 poin (+0,43%) ke 6.769,44. Di sisi lain, CAC Prancis reli 22,6 poin (+0,4%) ke 5.651,05.

Pasar global bergerak positif setelah pelantikan Biden yang mendorong Wall Street melompat menyentuh rekor tertinggi baru. Bursa saham di Asia Pasifik juga menguat pada Kamis meski kontrak berjangka (futures) saham AS cenderung flat.

Biden resmi menjadi Presiden AS menggantikan Donald Trump. Dalam pidato pelantikannya, dia menyerukan warga Amerika menolak upaya memecah belah dan bersumpah akan melayani mereka yang tak memilihnya, sembari mengklaim: "demokrasi telah menang."

Presiden ke-46 ini akan mengucurkan stimulus pandemi senilai US$ 1,9 triliun secepatnya. Dia telah mengumumkan bahwa AS akan kembali pada Kesepakatan Paris untuk memerangi perubahan iklim, dan menormalisasi kebijakan imigrasi rasis a la Trump.

Investor bakal memantau data klaim pengangguran pekan lalu yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS berbarengan dengan pembukaan pasar. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan ada 925.000 penganggur baru pekan lalu, turun dari pekan sebelumnya 965.000.

Para pemimpin Eropa mendukung perubahan kepemimpinan di AS setelah relasi yang menegangkan selama 4 tahun dengan Trump. "AS sudah kembali. Dan Eropa siap dengan sikap sempurna," ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan bahwa dia berharap "memperkuat hubungan kedua negara."

Pada Kamis, pelaku pasar di Benua Biru memantau kebijakan suku bunga moneter bank sentral kawasan (European Central Bank/ECB) yang diprediksi masih mempertahankan suku bunga acuannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular