Disebut Erick, Sejumbo Apa Utang PTPN, BUMN Karya & KAI?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 January 2021 14:06
Ilustrasi Adhi Karya. Foto: Agung Pambudhy
Foto: Ilustrasi Adhi Karya. Foto: Agung Pambudhy

Berdasarkan laporan keuangan masing-masing dari empat BUMN Karya, rata-rata memiliki utang mencapai Rp 40 T, baik dalam jangka pendek maupun jangka Panjang.

Dalam laporan keuangan PT Adhi Karya Tbk (ADHI), total liabilitas perseroan per 30 September 2020 mencapai Rp 31,97 triliun atau naik 7,7% dibandingkan dengan akhir tahun 2019. Liabilitas jangka pendek perseroan per 30 September 2020 naik 8,5% menjadi Rp 26,57 triliun.

Adapun liabilitas jangka panjang perseroan naik 4,1% menjadi Rp 5,4 triliun pada kuartal III-2020.

Sedangkan, dari laporan keuangan PT PP Tbk (PTPP), total liabilitas perseroan per 30 September 2020 turun 2,7% menjadi Rp 39,76 triliun.

Hal ini disebabkan dari turunnya liabilitas jangka panjang perseroan pada 30 September 2020, yakni turun 19% menjadi Rp 9,18 triliun. Adapun liabilitas jangka pendek perseroan naik 3,6% menjadi Rp 29,53 triliun pada kuartal III-2020.

Sementara itu, dari laporan keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), total liabilitas perseroan per 30 September 2020 naik 5,5% menjadi Rp 45,26 triliun.

Hal ini disebabkan dari naiknya liabilitas jangka pendek perseroan pada 30 September 2020 menjadi Rp 40,18 triliun dari sebelumnya pada akhir tahun 2019 sebesar Rp 30,35 triliun. Adapun liabilitas jangka panjang turun menjadi Rp 5,08 triliun pada kuartal III-2020.

Dari ketiga BUMN Karya diatas, ada satu BUMN Karya yang tingkat utangnya mencapai Rp 90 triliun, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Dari laporan keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT), total liabilitas perseroan per 30 September 2020 turun 1,7% menjadi Rp 91,86 triliun. Walaupun utang WSKT berhasil turun, namun penurunannya cenderung tipis dan masih di kisaran Rp 90 triliun.

Turunnya utang atau liabilitas WSKT disebabkan dari turunnya liabilitas jangka pendek perseroan pada 30 September 2020 menjadi Rp 38,17 triliun atau turun 13,8%. Adapun liabilitas jangka panjang naik 9,5% menjadi Rp 53,07 triliun pada kuartal III-2020.

Masih tingginya utang dari keempat BUMN Karya tersebut karena saat ini sebagian besar proses pembangunan infrastruktur masih berjalan dan membutuhkan dana besar.

Namun kinerja menurun, baik keuangan maupun operasional akibat dari pandemi virus corona (Covid-19) karena jumlah tenaga konstruksi dan jam operasional pembangunan dikurangi.

Akibat dari pengurangan tersebut, beberapa proyek mau tidak mau target selesainya diundur dan menyebabkan kinerja keuangan tergerus.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular