Terima Kasih Biden! Rupiah Akhirnya Tekuk Dolar Singapura

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 January 2021 10:20
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura akhirnya melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (21/1/2021) pagi, setelah menguat dalam tiga hari beruntun. Joseph 'Joe' Biden, yang resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 memberikan sentimen positif ke rupiah.

Pada pukul 9:28 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.570,03, dolar Singapura melemah 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Joe Biden resmi menjadi Presiden AS ke-46, menggantikan Donald Trump yang kalah pada pemilihan umum November lalu.

Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai.

Parlemen AS menganut sistem 2 kamar, House of Representative (DPR) yang sudah dikuasai Partai Demokrat sejak lama, dan Senat yang pada rezim Donald Trump dikuasai Partai Republik.

Dengan dikuasainya DPR dan Senat, tentunya akan memudahkan dalam mengambil kebijakan, termasuk dalam meloloskan paket stimulus fiskal US$ 1,9 triliun.

Pelantikan Biden dan ekspektasi stimulus fiskal tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, bursa saham global menghijau. Membaiknya sentimen pelaku pasar tersebut menjadi modal bagi rupiah untuk menguat.

Selain itu, dengan gelontoran stimulus fiskal tersebut, Indonesia kemungkinan akan "kecipratan" aliran modal. Sebab, para investor akan mengalirkan modalnya ke negara-negara emerging market yang memberikan imbal hasil tinggi, dan Indonesia salah satunya.

Masuknya aliran modal ke dalam negeri menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat. Alhasil, dolar Singapura berhasil ditekuk pagi ini.

Sebelumnya, dolar Singapura mampu membukukan penguatan 3 hari beruntun setelah data dari pemerintah Singapura menunjukkan ekspor non-minyak di bulan Desember melesat 6,8% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang hanya memprediksi pertumbuhan 0,3% YoY, menurut CNBC International.

Setelah 3 bulan mengalami penurunan, baru pada Desember ekspor Singapura akhirnya kembali menunjukkan peningkatan. Di bulan November, ekspor bahkan merosot 5% YoY. Peningkatan ekspor Singapura menunjukkan perekonomian global mulai pulih setelah dihantam pandemi penyakit virus corona.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular