Tanda Kebangkitan Ekonomi Muncul, Dolar Singapura Naik Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 January 2021 12:25
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat rupiah pada perdagangan Selasa (19/1/2020), melanjutkan kinerja positif awal pekan kemarin. Munculnya tanda-tanda kebangkitan ekonomi Negeri Merlion membuat dolar Singapura berjaya.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura menguat 0,3% ke Rp 10.592,04/SG$ di pasar spot. Senin kemarin, penguatan tercatat sebesar 0,27%.

Data dari pemerintah Singapura kemarin menunjukkan ekspor non-minyak di bulan Desember melesat 6,8% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang hanya memprediksi pertumbuhan 0,3% YoY, menurut CNBC International.

Setelah 3 bulan mengalami penurunan, baru pada Desember ekspor Singapura akhirnya kembali menunjukkan peningkatan.

Di bulan November, ekspor bahkan merosot 5% YoY. Peningkatan ekspor Singapura menunjukkan perekonomian global mulai pulih setelah dihantam pandemi penyakit virus corona.

Kenaikan ekspor di bulan Desember ditopang oleh ekspor elektronik, mesin, dan emas non-moneter. Ekspor produk elektronik melesat 5% YoY, membalikkan penurunan 5,3% YoY di bulan sebelumnya.

Dilihat dari negara tujuannya, ekspor ke negara mitra dagang utama menunjukkan peningkayan, meski ke China, Uni Eropa, Indonesia dan Jepang mengalami penurunan.
Ekspor ke Amerika Serikat meroket 52,5% bulan Desember 2020, setelah naik 9,5% bulan sebelumnya. Emas non-moneter mendominasi ekspor Singapura ke Paman Sam, disusul produk farmasi.

"Detail ekspor Singapura di bulan Desember membuat penasaran," kata Robert Carnell, kepala riset Asia-Pasifik di ING, sebagaimana dilansir The Standard, Senin (19/1/2021).
Menurut Carnell, pertumbuhan ekonomi China unggul dibandingkan negara-negara lainnya, tetapi permintaan dari Singapura justru menurun.

China yang melaporkan produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2020 tumbuh 6,5% year-on-year (YoY), lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 6,1% YoY, dan melesat dari kuartal sebelumnya 4,9% YoY.

Saat negara-negara lain masuk ke jurang resesi, China berhasil lolos, sebab produk domestik bruto (PDB) hanya sekali mengalami kontraksi (tumbuh negatif) 6,8% di kuartal I-2020. Setelahnya, ekonomi China kembali bangkit dan membentuk kurva V-Shape.

"Kita mungkin perlu melihat data 2 bulan ke depan untuk memahami kinerja ekspor sebenarnya," tambah Cornell.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular