Coba Bangkit, IHSG Masih Terjebak Zona Merah Closing Sesi I

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 January 2021 11:39
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat dibuka hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di teritori negatif pada penutupan sesi pertama Selasa (19/1/2021), menyusul kekhawatiran seputar perkembangan pandemi dan valuasi saham.

Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah 37,5 poin atau 0,59% ke 6.352,377. Sebanyak 139 saham menguat, 343 tertekan dan 135 lainnya flat. Transaksi bursa masih tinggi dengan 17 miliar lebih saham diperdagangkan nyaris 1 juta kali.

Nilai transaksi bursa mencapai Rp 11,45 triliun, di mana investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 102,9 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka memilih beli saham di harga rendah (nyerok) ketika investor lokal panik jual.

Saham yang mereka borong antara lain PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menguat masing-masing sebesar 5% dan 0,2% menjadi Rp 13.125 dan Rp 4.630 per saham. Nilai transaksi beli asing keduanya masing-masing sebesar Rp 102,1 miliar dan Rp 269,6 miliar.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih merajai dari sisi nilai transaksi dengan total nilai Rp 906,8 miliar. Saham BUMN tambang tersebut terpangkas 6,9% atau 200 poin ke Rp 2.710 per unit.

Pada pagi tadi, IHSG sempat dibuka menguat 0,5% ke 6.421,86. Selang 18 menit, IHSG putar balik dan anjlok hingga 1,1% ke 6.323,49 setelah dua kabar buruk menyeruak yakni mengenai penyebaran virus Covid-19 dan kekhawatiran bahwa gelembung (bubble) sudah terbentuk.

Sejak 13 Januari lalu, China konsisten melaporkan penambahan kasus Covid-19 di atas 100 orang. Lonjakan kasus juga terjadi di Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Alhasil kebijakan pengetatan pembatasan sosial dilakukan, yang bisa menghambat pemulihan ekonomi global.

Di Indonesia, ironisnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 11 Januari hingga 25 Januari di kota besar Jawa-Bali justru tak membuahkan hasil. Selama sepekan pertama PPKM, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.415 orang/hari.

Angka itu terhitung melonjak dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 8.954 orang/hari. Bahkan penambahan kasus harian sempat mencetak rekor baru selama 4 hari beruntun. Saat ini rekor tertinggi penambahan kasus harian terjadi pada 16 Januari yang mencapai 14.224 orang.

Pelaku pasar juga khawatir melihat hasil survei Morgan Stanley bertajuk E-Trade Financial Survey yang menunjukkan bahwa mayoritas investor melihat pasar saham AS sudah atau mendekati gelembung (bubble). Meski demikian, pelaku pasar masih yakin berinvestasi di saham, dan memprediksi akan ada kenaikan di kuartal I-2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Celup Zona Merah, IHSG Tutup Sesi 1 dengan Reli 0,23%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular