Analisis Teknikal

Ngeeeng! Investor Bersiap, IHSG Sesi 2 Bakal Ngegas Lagi

Putra, CNBC Indonesia
18 January 2021 13:04
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Berkubang di zona merah pada pembukaan pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan sesi pertama Senin (18/1/2021), menyusul kepastian politik di Amerika Serikat (AS) dan peluang munculnya stimulus baru di Negara Adidaya tersebut.

Indeks acuan bursa nasional tersebut bertambah 34,3 poin atau 0,5% ke 6.407,16.

Sebanyak 212 saham menguat, 253 tertekan dan 165 lainnya flat. Transaksi bursa terus meningkat dengan 21 miliar lebih saham diperdagangkan, sebanyak lebih dari 1,2 juta kali transaksi.

Nilai transaksi bursa mencapai Rp 14,4 triliun, di mana investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 24,5 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka masih cenderung bernafsu memborong saham.

Pada pagi tadi, IHSG dibuka dibuka terkoreksi 0,13% ke level 6.365,02 mengikuti tren bursa Asia yang mayoritas juga dibuka di zona merah. Namun, sentimen pelaku pasar berbalik positif setelah meyakini pemulihan ekonomi China masih berlangsung meski tak secepat perkiraan.

Pelaku pasar menanti rilis pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020. Hasil survei Reuters menunjukkan produk Domestik Bruto (PDB) China kuartal IV-2020 tumbuh 6,1% YoY, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,9%.

Namun, Biro Statistik China hari ini mengumumkan bahwa ekonomi Negeri Panda ini tercatat sebesar 2,3% pada 2020 (secara tahunan) alias terendah semenjak ekonomi Tiongkok memulai reformasi di 1970-an.

Meski terhitung sebagai pertumbuhan ekonomi dengan laju terlambat dalam 4 tahun, tetapi pelaku pasar meyakini bahwa efek wabah corona (Covid-19) tidak separah seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, dan kini memasuki pemulihan menyusul vaksinasi.

Sentimen positif tambahan muncul dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di angka 4,8% atau 40 basis poin (bps) lebih tinggi dari perkiraan IMF sebelumnya di 4,4%.

Analisis Teknikal IHSG, sesi II, 18 Januari 2021/Tri PutraFoto: Analisis Teknikal IHSG, sesi II, 18 Januari 2021/Tri Putra
Analisis Teknikal IHSG, sesi II, 18 Januari 2021/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.466. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area6.398.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area55 yang meskipun menunjukkan RSI belum mendekati level jenuh jual akan tetapi RSI kembali terkonsolidasi naik setelah sebelumnya turun dari level jenuh beli sehingga ini biasanya menandakan pergerakanIHSGselanjutnya akan cenderung terapresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu levelresistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular