
China Bikin Khawatir, Bursa Eropa Dibuka Merah di Sesi Awal

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka melemah pada sesi awal perdagangan Jumat (15/1/2021), menyusul penyebaran baru virus Covid-19 di China hingga memudarkan kabar bagus dari kucuran stimulus di Amerika Serikat (AS).
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa melemah 0,5% di awal perdagangan dengan indeks sektor komoditas dasar anjlok 1% memimpin koreksi yang juga menimpa semua indeks saham sektoral lainnya.
Selang 30 menit kemudian koreksi indeks Stoxx menjadi 1,7 poin (-0,41%) ke 410,3. Indeks DAX Jerman tertekan 53,3 poin (-0,38%) ke 13.935,43 dan CAC Prancis surut 37,4 poin (-0,66%) ke 5.643,7. Indeks FTSE Inggris melemah 38 poin (-0,56%) ke 6.763,98.
Joe Biden, yang akan berkantor di Gedung Putih pada 20 Januari, semalam mengumumkan Rencana Penyelamatan Amerika (American Rescue Plan), yang berisikan perpanjangan program tunjangan pengangguran hingga September dan bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 1.400 per warga AS.
Pasar di kawasan Asia Pasifik sempat menghijau di awal perdagangan tetapi terkoreksi setelah China melaporkan kenaikan kasus Covid-19 yang memicu karantina wilayah (lockdown) di beberapa kota, sehingga mengaburkan peluang pemulihan ekonomi global.
Harga kontrak berjangka (futures) juga cenderung melemah, mengabaikan kabar positif pengumuman stimulus Biden.
Di Eropa, kabar buruk mengemuka dari Italia yang menghadapi pergolakan politik setelah mantan perdana menteri Matteo Renzi menarik dukungan dari pemerintahan koalisi. Perdana Menteri Giuseppe Conte menolak seruan untuk mundur, meski kehilangan dukungan parlemen.
Di Jerman, partai berkuasa Persatuan Demokrasi Kristen (Christian Democratic Union/CDU) akan menggelar Kongres untuk memilih pengganti Kanselir Angela Merkel.
Dari kabar korporasi, muncul kabar bahwa pemerintah Prancis menolak proposal akuisisi Carrefour, peritel terbesar Eropa, oleh Alimentation Couche-Tard asal Kanada.
Kabar agak positif muncul dari Inggris yang melaporkan kontraksi ekonomi sebesar -2,6% pada November, atau lebih mendingan dari ekspektasi ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan angka -5.7%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Dibuka Menguat Tipis Sambut Kemajuan Vaksin