
Sangmology Analisis Saham BJTM, Bagaimana Fundamentalnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) pada perdagangan Jumat (15/1/21) ditutup melesat 14,2% ke posisi Rp 965/saham. Melesatnya harga saham BJTM terjadi setelah Kaesang Pangarep mengunggah postingan analisis teknikal saham BJTM.
Dalam sepekan, saham BJTM sudah melesat hingga mencapai 34,97%. Nilai transaksi BJTM hari ini mencapai Rp 762,2 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 816,3 miliar lembar saham.
Sebelumnya, Kaesang Pangarep kembali menjadi pembicaraan di media sosial Twitter setelah dirinya mengunggah postingan analisis teknikal saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM). Netizen ramai mengkritik analis teknikal yang di posting Kaesang di laman twitternya.
Dalam unggahannya pagi ini, Kaesang menyebutkan BJTM bisa menembus area Rp 1.000/saham jika bisa menembus harga Rp 845/saham.
"Hanya referensi, bukan perintah untuk jual ato beli," tulis Kaesang, Jumat (15/1/2021).
"BJTM apabila tembus di atas 845, bisa berpotensi melaju ke area fibonacci extension 1.61 di area sekitar 1000," tulis postingan tersebut.
Namun sayangnya postingan ini justru membuat sejumlah followers-nya resah karena analisis teknikal yang dilakukannya.
Salah satu akun @hanmula meretweet postingannya ini dengan komentar, "Lu narik fibo harus cek tren nya gimana, ga bisa narik 1 candle mang."
Akun lainnya justru berkomentar bahwa postingan seperti yang dibuat oleh Kaesang justru merusak cara investasi investor muda.
"Tweet gini nih yang merusak cara berinvestasi para investor baru dan muda.. nanti yang muda-muda pda jadi pengikut bukan belajar analisa sndiri," tulis akun @Hengky_Julian.
Masih bagain dari positngan tersebut, cuitan lainnya disampaikan oleh aku @kurirpahala. Dia mengeluhkan saham ini menjadi overprice setelah adanya postingan ini, padahal selama ini dia menyicil untuk beli saham BJTM.
"Setuju bet mas, (pa)dahal saya mau jadi investor tetap bjtm, karena harga murah bisa dicicil dan deviden nya yg asik tapi keknya per hari ini jadi overprice," kata dia.
Lalu bagaimanakah fundamental dari saham BJTM itu sendiri?.
Dalam laporan keuangan Bank Jatim per 30 September 2020, laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 1,1 triliun, turun 3,6% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 1,14 triliun.
Walaupun laba bersih perseroan turun, namun pendapatan bunga bersih (net interest income) perseroan naik 2,3% menjadi Rp 3,04 triliun per 30 September 2020. Laba operasional perseroan turun 8,2% menjadi Rp 1,43 triliun pada kuartal ketiga tahun 2020.
Dari posisi neraca, total liabilitas perseroan per 30 September 2020 sebesar Rp 72,44 triliun, naik 7,3% dari periode 31 Desember 2019 yang sebesar Rp 67,53 triliun.
Sedangkan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 5% menjadi Rp 9,64 triliun. Adapun total aset perseroan per 30 September 2020 naik 7% menjadi Rp 82,08 triliun.
Secara fundamental, valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV), saham BJTM memang masih terjangkau, yakni di angka 1,32 kali. Namun PBV BJTM sudah lebih mahal sedikit dibandingkan dengan rata-rata saham perbankan lainnya di angka 1,16 kali dilansir dari Refinitiv.
PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku, biasa digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Misalkan PBV sebesar 2x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar 2 kali lipat dibandingkan kekayaan bersih perusahaan.
Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga sahamnya (price to earnings ratio/PER), saham BJTM masih terbilang murah di angka 9,58 kali.
Jika dibandingkan dengan PER industri, saham BJTM malah lebih murah dibandingkan dengan rata-rata saham keuangan yang memiliki PER sebesar 11,18 kali. PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kuartal III, Laba Bank Jatim Tumbuh Tipis 1,51% ke Rp 1,2 T