
Resmi Melantai di Bursa Saham Diagnostic Lab Naik 35%

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang bergerak di bisnis klinik laboratorium, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGSN) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Jumat (15/1/2021).
Perseroan melepas sebanyak 250 juta saham baru dengan harga penawaran umum Rp 200 per saham. Jumlah tersebut setara 20% dari nilai yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Saat debut perdana melantai di bursa, saham emiten dengan kode saham DGNS ini naik 70 poin atau 35% ke level Rp 270 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 337,50 miliar. Dari hasil bookbuilding, perseroan meraih dana IPO sebesar Rp 50 miliar.
Bersamaan dengan IPO tersebut, perseroan juga engadakan program alokasi saham untuk karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dengan mengalokasikan sebanyak - banyak sebesar 1 juta saham atau setara 0,08% dari jumlah yang disetor perusahaan sebesar Rp 25 juta.
Direktur Utama Diagnos Laboratorium, Mesha Rizal Sini mengatakan, IPO merupakan langkah strategis bagi Diagnos Laboratorium Utama dalam upaya untuk memperluas jejaring dan memberikan layanan kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
"Sebagian besar dana IPO ini akan digunakan untuk pengembangan usaha," kata Mesha, dalam keterangan pers, Jumat (15/1/20221).
Rinciannya 42,6% untuk pembangunan laboratorium serta pembangunan cabang di Makassar, Surabaya, dan Medan. Ketiga ekspansi ini diharapkan selesai pada 2021. Perusahaan juga akan mengoptimalkan operasional di laboratorium yang sudah ada dan membeli kendaraan. Lalu, sebesar 57,4% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.
Saat ini Diagnos merupakan perusahaan klinik laboratorium yang terafiliasi dengan Bundamedik Healthcare System (BMHS). Saat ini, perusahaan sudah memiliki 8 cabang yang tersebar dari Padang, Depok, Jakarta, Tangerang Selatan hingga Denpasar.
Mengacu struktur pemegang saham Diagnos sampai dengan Oktober 2020, sebesar 51% saham perseroan atau setara 510 juta saham digenggam PT Bunda Investama Indonesia. Sedangkan, PT Bundamedik menggenggam kepemilikan sebesar 49% atau setara 490 juta saham.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Sekalipun Cicipi Zona Merah, IHSG Naik 0,7% di Sesi I