RI Mulai Vaksinasi Corona, Bisakah Dolar ke Bawah Rp 14.000?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 January 2021 10:16
dolar-Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah BI. Rupiah juga perkasa di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (13/1/2021), kurs tengah BI atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.109. Rupiah menguat 0,86% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Mata uang Tanah Air juga hijau di 'arena' pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.060 di mana rupiah menguat 0,42%.

Kala pembukaan pasar spot, rupiah sudah menguat 0,28%. Seiring perjalanan, apresiasi rupiah semakin tebal dan kalau terus menguat bukan tidak mungkin dolar AS bisa terdorong ke bawah Rp 14.000.

Sebagian mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS. Namun apresiasi 0,42% sudah cukup untuk membuat rupiah jadi yang terbaik di Benua Kuning.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:

Sepertinya pelaku pasar terbawa suasana karena hari ini adalah momentum besar bagi Indonesia dalam 'perang' melawan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Ya, hari ini Indonesia memulai tahap vaksinasi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Warga Negara Indonesia pertama yang mendapat suntikan vaksin CoronaVac buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.

"Distribusi vaksin adalah kunci pemulihan ekonomi. Tanpa vaksin, masyarakat masih akan defensif sehingga pertumbuhan penawaran tidak seimbang dengan permintaan. Tanpa distribusi vaksin yang cepat, pemulihan ekonomi akan lebih mengarah ke U-shaped ketimbang V-shaped," sebut Anthony Kevin, Ekonom Mirae Asset, dalam risetnya.

Betul, kadar khasiat (efficacy rate) vaksin dari Sinovac kurang meyakinkan dibandingkan yang lain. Uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghasilkan efficacy rate vaksin Sinovac sebesar 65,3%.

Kini ada perkembangan terbaru. Butantan Biomedical Center di Brasil (yang bekerja sama dengan Sinovac dalam pengembangan vaksin di Negeri Samba) mengungkapkan bahwa tingkat kemanjuran vaksin tersebut hanya 50,38%. Lebih rendah dari hasil sebelumnya yaitu 78%.

Padahal vaksin-vaksin lain seperti Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZaneca-Universitas Oxfrod punya efficacy rate di atas 90%. Kadar khasiat Sinovac jauh dari itu.

Namun vaksin bertujuan untuk mengurangi laju pandemi. Meski katakanlah tingkat kemajuran hanya 50%, batas terendah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tetapi lebih baik daripada 0% tanpa vaksin. Setidaknya pertumbuhan jumlah kasus positif bisa berkurang setengah dari kondisi sekarang, tentu sesuatu yang sangat menggembirakan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular