Analisis Teknikal

Dolar AS Mulai Kendor, Saatnya Rupiah Kembali Berjaya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 January 2021 09:01
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,28% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.120/US$ pada perdagangan Selasa kemarin. Sebelumnya bahkan sempat merosot hingga 0,78%, tetapi berhasil dipangkas setelah indeks dolar AS mengalami koreksi.

Kabar baiknya, koreksi indeks dolar berlanjut hari ini, Rabu (13/1/2020), dan berpeluang membawa rupiah bangkit kembali. Pada pukul 8:40 WIB, indeks dolar AS melemah 0,14% ke 89,968.

Melansir data Refinitiv, pada Rabu (6/1/2021), indeks dolar AS menyentuh level 89,209, terendah sejak Maret 2018. Tetapi di hari itu juga, indeks dolar AS bangkit dan membukukan penguatan 0,11%, dan berlanjut hingga Senin kemarin. Total penguatan selama 4 hari perdagangan tersebut sebesar 1,04%, sebelum terkoreksi kemarin.

Patut diingat, faktor-faktor yang membuat dolar AS jeblok hingga nyaris ke level terendah 3 tahun masih ada di tahun ini. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih mempertahankan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, dan suku bunga 0,25% tidak akan dinaikkan hingga tahun 2023.

Kemudian, Presiden AS terpilih Joseph 'Joe' Biden dengan Partai Demokrat juga diperkirakan akan menambah nilai stimulus fiskal.

Sehingga perekonomian AS masih akan banjir likuiditas, secara teori dolar AS masih akan tertekan.

Secara teknikal, rupiah berada di atas level Rp 14.100/US$ yang menjadi support terdekat, dan berada di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga menjadi support yang cukup kuat.

Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.

Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Artinya jika hari ini rupiah kembali ke bawah level Rp 14.100/US$, pola death cross akan berlanjut yang bisa membawa Mata Uang Garuda kembali perkasa.

Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold), sehingga tekanan terhadap rupiah sedikit berkurang.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Jika support Rp 14.100/US$ ditembus, rupiah berpeluang kembali menguat ke level Rp 14.050/US$ sebelum menuju level psikologis Rp 14.000/US$.

Sementara selama tertahan di atas Rp 14.100 rupiah berisko melemah ke Rp 14.1700/US$ hingga Rp 14.200/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular