Diborong Investor Asing, Saham Bank Mandiri Masih Menarik?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 January 2021 08:40
Bank Mandiri
Foto: REUTERS/Beawiharta

Dalam laporan keuangan Bank Mandiri per 30 September 2020, laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk turun menjadi Rp 14,03 triliun.

Sejalan dengan turunnya laba bersih perseroan, net interest income atau pendapatan bunga bersih perseroan juga turun 4% menjadi Rp 42,16 triliun per 30 September 2020.

Dari posisi neraca, total liabilitas perseroan per 30 September 2020 sebesar Rp 1.134 triliun, naik dari periode 31 Desember 2019 yang sebesar Rp 1.025 triliun.

Sedangkan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 9% menjadi Rp 189,34 triliun. Adapun total aset perseroan per 30 September 2020 naik 6,7% menjadi Rp 1.406 triliun dari periode 31 Desember 2019 sebesar Rp 1.318 triliun.

Secara fundamental, valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV), saham BMRI memang masih terbilang murah, yakni di angka 0,09 kali, lebih murah dibandingkan dengan rata-rata saham perbankan lainnya di angka 1,13 kali dilansir dari Refinitiv.

PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku, biasa digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Misalkan PBV sebesar 4x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar 4 kali lipat dibandingkan kekayaan bersih perusahaan.

Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga sahamnya (price to earnings ratio/PER), saham BMRI sebenarnya masih terjangkau di angka 17,34 kali, walaupun lebih mahal sedikit dibandingkan dengan rata-rata saham keuangan yang memiliki PER sebesar 11,43 kali.

PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular