
Kick Off! Vaksinasi Corona RI Mulai Hari Ini, Rupiah Happy

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat hari ini. Dimulainya tahapan vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia membuat pelaku pasar bergairah memburu aset-aset di pasar keuangan Tanah Air.
Pada Rabu (12/1/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.080 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Ada sejumlah sentimen yang menjadi landasan penguatan rupiah hari ini. Satu, rupiah sudah kelewat 'murah'.
Kemarin, rupiah ditutup melemah 0,28% di hadapan dolar AS. Ini membuat pelemahan rupiah terjadi genap empat hari berturut-turut. Selama empat hari itu, depresiasi rupiah mencapai 1,73%.
Depresiasi yang sedemikian dalam membuat rupiah menyimpan potensi untuk mencatatkan technical rebound. Investor akan kembali tertarik mengoleksi rupiah karena sekarang sudah 'murah'. Permintaan rupiah naik, nilai tukarnya ikut terungkit.
Dua, hari ini Indonesia akan resmi memasuki tahapan vaksinasi anti-virus corona. Rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi Warga Negara Indonesia pertama yang disuntik vaksin CoronaVac buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.
Betul, kadar khasiat (efficacy rate) vaksin dari Sinovac kurang meyakinkan dibandingkan yang lain. Uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghasilkan efficacy rate vaksin Sinovac sebesar 65,3%.
Kini ada perkembangan terbaru. Butantan Biomedical Center di Brasil (yang bekerja sama dengan Sinovac dalam pengembangan vaksin di Negeri Samba) mengungkapkan bahwa tingkat kemanjuran vaksin tersebut hanya 50,38%. Lebih rendah dari hasil sebelumnya yaitu 78%.
Padahal vaksin-vaksin lain seperti Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZaneca-Universitas Oxfrod punya efficacy rate di atas 90%. Kadar khasiat Sinovac jauh dari itu.
Namun vaksin bertujuan untuk mengurangi laju pandemi. Meski katakanlah tingkat kemanjuran hanya 50%, batas terendah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tetapi lebih baik daripada 0% tanpa vaksin. Setidaknya pertumbuhan jumlah kasus positif bisa berkurang setengah dari kondisi sekarang, tentu sesuatu yang sangat menggembirakan.
Tingkat kemanjuran vaksin yang 50% pun masih bisa menciptakan kekebalan kolektif (herd immunity). Namun tentu butuh waktu yang lebih lama ketimbang vaksin yang cespleng di atas 90%.
