Vaksin Sinovac Sudah Direstui, Kok Rupiah Keok Lagi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 January 2021 09:09
Electoral College Protests Trump Michigan
Foto: AP/Paul Sancya

Sentimen eksternal juga sedang kurang mendukung penguatan rupiah. Investor sedang cenderung bermain aman dan menghindari aset-aset berisiko. Ini sudah terlihat di pasar saham New York.

Dini hari tadi, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,29%. Sementara S&P 500 terkoreksi 0,66% dan Nasdaq Composite Anjlok 1,25%.

Pelaku pasar cemas terhadpa risiko instabilitas politik di Washington. Usai penyebuan massa pendukung Presiden Donald Trump ke Capitol Hill (gedung legislatif AS) pekan lalu, wacana pemakzulan alias impeachment terhadap sang presiden ke-45 semakin mengemuka.

Kubu oposisi Partai Demokrat yang menguasai House of Representaives (salah satu dari dua kamar legislatif selain Senat) berencana mengajukan proposal pemakzulan Trump. "Presiden merepresentasikan ancaman terhadap konstitusi kita, negara kita, dan rakyat kita. Oleh karena itu, dia harus dikeluarkan dari kantornya sesegera mungkin," tegas Nancy Pelosi, Ketua House, seperti dikutip dari Reuters.

Bahkan bukan tidak mungkin Trump dituntut secara hukum karena melakukan provokasi yang berbuah upaya perlawanan terhadap negara. Jika Trump dinyatakan bersalah, maka eks pembawa acara reality show The Apprentice itu tidak maju maju sebagai calon presiden di pemilihan 2024.

Kondisi politik di Washington yang memanas membuat investor memilih menjaga jarak. Sebab, bukan tidak mungkin massa pendukung Trump kembali melakukan aksi jika idolanya terus diusik. Situasi bukannya membaik malah semakin tegang.

Perkembangan ini membuat investor memasang mode bermain aman. Dolar AS adalah salah satu aset aman (safe haven) yang menjadi pilihan kala situasi sedang tidak pasti.

Pada pukul 08:02 WIB, Dollar index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. Pantas saja rupiah jadi susah perkasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular