Lo Kheng Hong Borong GJTL, Haruskah Ikut Beli? Ini Valuasinya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
11 January 2021 08:47
Gajah Tunggal
Foto: Dok.Lo Kheng Hong

Dalam laporan keuangan GJTL pada kuartal III tahun 2020, perseroan mencetak rugi bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 104,6 miliar.

Hal ini diakibatkan dari pendapatan bersih dan beban pokok pendapatan perseroan yang keduanya sama-sama turun. Pendapatan bersih perseroan turun Rp 2,32 triliun menjadi Rp 9,62 triliun di kuartal ketiga tahun 2020.

Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan juga turun menjadi Rp 7,83 triliun dari sebelumnya pada September 2019 sebesar Rp 9,96 triliun.

Dari posisi neraca, total liabilitas jangka pendek perseroan per 30 September 2020 sebesar Rp 4,74 triliun, turun dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp 5,24 triliun.

Sementara, total liabilitas jangka panjang perseroan pada kuartal III-2020 juga turun menjadi Rp 7,02 triliun.

Sedangkan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 0,48% menjadi Rp 6,21 triliun.

Adapun total aset perseroan per 30 September 2020 turun 4,72% menjadi Rp 17,97 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp 18,86 triliun.

Secara fundamental, saham GJTL masih terbilang murah yang ditunjukkan oleh valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV) di angka 0,46 kali, lebih murah dibandingkan dengan rata-rata saham manufaktur lainnya di angka 0,8 kali dilansir dari Refinitiv.

Namun pada kuartal III-2020, GJTL masih merugi sehingga metode valuasi laba dibanding dengan harga pasarnya (price to earnings ratio/PER) tidak dapat dianalisis.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular