Lo Kheng Hong Borong GJTL, Haruskah Ikut Beli? Ini Valuasinya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
11 January 2021 08:47
Dok.Lo Kheng Hong
Foto: Dok.Lo Kheng Hong

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) pada perdagangan Jumat (8/1/2021) akhir pekan lalu ditutup melesat 25% di level Rp 825/saham. Dalam sepekan, harga saham GJTL tercatat melesat 25,95%.

Sedangkan, total nilai transaksi GJTL dalam sepekan mencapai Rp 142,6 miliar. Dengan volume saham yang ditransaksikan mencapai 190,7 miliar lembar saham.

Melesatnya saham GJTL didorong oleh masuknya investor kawakan Lo Kheng Hong di saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yang dikendalikan oleh keluarga pengusaha Sjamsul Nursalim.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Lo Kheng Hong menggenggam 176,48 juta saham atau setara dengan 5,06% kepemilikan. Data ini muncul pada laporan KSEI pada Kamis (7/1/2020).

Investor yang dikenal dengan julukan Warren Buffet-nya Indonesia ini juga sudah mengkonfirmasi kepemilikanya di saham GJTL kepada CNBC Indonesia.

"PT Gajah Tunggal adalah pabrik ban terbesar di Asia Tenggara, dengan penjualan Rp 9,6 triliun selama 9 bulan 2020. Nilai buku per saham Rp 1.782. Ketika pandemi harga sahamnya turun ke Rp 300-an, jadi Saya membelinya. Murah," ujar Lo kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/1/2021).

Bahkan sebelumnya, Kheng Hong memang berkali-kali menyebut harga saham GJTL salah harga, yang mencerminkan harganya yang tergolong murah.

"Kalau tidak salah harga, saya tidak disini. Kalau Rp 3.000 saya tidak datang, tapi karena GJTL saat ini Rp 600," kata LKH usai menghadiri paparan publik GJTL di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (12/12/2017), seperti dikutip dari lembaga riset reksa dana, Pasardana

Lo Kheng Hong sendiri memang terkenal sebagai value investor atau investor berbasis nilai dimana pria yang akrab disapa LKH ini senang mencari saham-saham yang salah harga, kondisi dimana nilai pasar saham jauh lebih murah dari nilai intrinsik saham tersebut.

Gajah Tunggal merupakan perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur ban, baik untuk kendaraan pribadi seperti mobil, kendaraan komersial seperti bus atau truk, maupun ban motor.

Situs resminya mencatat, produk ban keluaran perseroan salah satunya adalah merek GT Radial untuk ban mobil dan IRC untuk ban motor.

Pabrik GJTL berlokasi di dalam negeri yakni di kawasan industri Gajah Tunggal di Tangerang serta pabrik lain yang berlokasi di Serang.

Dalam laporan keuangan GJTL pada kuartal III tahun 2020, perseroan mencetak rugi bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 104,6 miliar.

Hal ini diakibatkan dari pendapatan bersih dan beban pokok pendapatan perseroan yang keduanya sama-sama turun. Pendapatan bersih perseroan turun Rp 2,32 triliun menjadi Rp 9,62 triliun di kuartal ketiga tahun 2020.

Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan juga turun menjadi Rp 7,83 triliun dari sebelumnya pada September 2019 sebesar Rp 9,96 triliun.

Dari posisi neraca, total liabilitas jangka pendek perseroan per 30 September 2020 sebesar Rp 4,74 triliun, turun dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp 5,24 triliun.

Sementara, total liabilitas jangka panjang perseroan pada kuartal III-2020 juga turun menjadi Rp 7,02 triliun.

Sedangkan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 0,48% menjadi Rp 6,21 triliun.

Adapun total aset perseroan per 30 September 2020 turun 4,72% menjadi Rp 17,97 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp 18,86 triliun.

Secara fundamental, saham GJTL masih terbilang murah yang ditunjukkan oleh valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV) di angka 0,46 kali, lebih murah dibandingkan dengan rata-rata saham manufaktur lainnya di angka 0,8 kali dilansir dari Refinitiv.

Namun pada kuartal III-2020, GJTL masih merugi sehingga metode valuasi laba dibanding dengan harga pasarnya (price to earnings ratio/PER) tidak dapat dianalisis.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular