
Alarm Berbunyi! Rupiah Tembus Rp 14.000/US$ di Kurs Tengah BI

Namun rupiah jangan berkecil hati. Sebab, mata uang utama Asia pun cenderung melemah di hadapan dolar AS.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:04 WIB:
Setelah lama teraniaya, dolar AS mulai melawan balik. Mata Uang Negeri Paman Sam tidak hanya perkasa di Asia, tetapi juga di tingkat dunia.
Pada pukul 09:04 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) naik 0,12%.
Kenaikan ini terjadi setelah dolar AS cukup lama tertekan. Dalam sebulan ke belakang, Dollar Index anjlok 1,29% dan selama setahun terakhir ambles 7,74%.
"Namun pergerakan ini hanya bersifat konsolidasi. Bukan menandakan tren dalam jangka yang lebih panjang," sebut riset TD Securitites, yang dikutip oleh Reuters.
Ya, pelaku pasar masih memperkirakan dolar AS tetap dalam tren melemah tahun ini. Sentimen positif dari kehadiran vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) akan mengangkat moral investor sehingga terjadi perburuan terhadap aset-aset berisiko.
"Perkembangan positif seputar proses vaksinasi membuat risk appetite investor semakin tebal, sehingga ke depan akan mendorong mata uang Asia. Meski kasus harian Covid-19 masih terus melonjak, tetapi adanya vaksin diharapkan mampu menciptaka momentum pemulihan ekonomi," sebut Anthony Kevin, Ekonom Mirae Asset, dalam risetnya.
Apalagi Indonesia sepertinya akan memulai proses vaksinasi pekan depan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan akan menjadi orang pertama yang menerima vaksin.
Menurut Kevin, dimulainya tahapan vaksinasi di Tanah Air akan menjadi sentimen positif di pasar keuangan. Arus modal akan mengalir deras sehingga bukan tidak mungkin rupiah bisa menguat ke bawah Rp 13.900/US$.
So, jangan khawatir saat melihat rupiah yang lesu hari ini. Yakinlah bahwa minggu depan rupiah bisa balas dendam!
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
