Detik-detik IHSG ke 6.200, Simak 7 Kabar Aksi Korporasi Ini

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 January 2021 08:28
Presiden Jokowi Tutup Perdagangan Bursa 2017
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

5. RS Hermina Dapat Suntikan Investor Baru dari Singapura

Luminous Investment Holdings Pte. Ltd., perusahaan investasi yang berbasis di Singapura, resmi menjadi pemegang 5 juta saham (0,17%) PT Medikaloka Hermina Tbk (IDX: HEAL), perusahaan pengelola Rumah Sakit Hermina.

Aristo Setiawidjaja, Direktur Medikaloka Hermina, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan sebanyak 5 juta lembar saham HEAL yang dimiliki oleh Luminous Investment memiliki nilai nominal Rp 100/saham.

Saham Hermina dibeli Luminous di harga pelaksanaan Rp 4.000/saham dan tanggal pencatatan saham baru dilakukan pada 4 Januari 2021 setelah dilakukan diterbitkan sejak 30 Desember 2020.

Dengan harga pelaksanaan tersebut, manajemen HEAL mengantongi dana segar sebesar Rp 20 miliar.

"Luminous Investment masuk menjadi pemegang saham HEAL setelah Hermina melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement," katanya, dalam keterbukaan informasi dikutip Kamis (7/1/2021).

6. Grup Salim Borong 6,07% Saham Bank Mega

Grup Salim melalui anak usahanya yang bergerak di bisnis asuransi, PT Indolife Pensiontama memborong saham bank milik pengusaha dan pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, PT Bank Mega Tbk (MEGA).

Mengacu data kepemilikan saham di atas 5% yang dipublikasikan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk transaksi pada 30 Desember, Grup Salim tercatat membeli sebanyak 422.807.744 saham saham Bank Mega. Pembelian saham ini terjadi dalam tiga kali transaksi atau setara 6,07% kepemilikan saham bank bersandi saham MEGA tersebut.

Dalam laporan yang dipublikasikan 4 Januari 2021 di keterbukaan informasi bursa, dengan membeli sebanyak 6,07% saham tersebut, nilainya diproyeksikan mencapai Rp 2,95 triliun sampai dengan Rp 3,04% bila merujuk pada harga penutupan perdagangan saham MEGA pada 29-30 Desember 2020 di rentang harga Rp 7.000 dan Rp 7.200 per saham.

7. Beri Cuan 255%, Saham ADHI Disuspen BEI

Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) karena kenaikan harga saham secara kumulatif yang signifikan.

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham ADHI di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I perdagangan tanggal 7 Januari 2021 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut," kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M Panjaitan melelaui pengumuman di laman website BEI, Kamis (7/1/2021).

Bursa menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.

Berdasarkan data bursa efek Indonesia, sepanjang dalam sepekan terakhir saham ADHI naik 13%, dalam sebulan saham ini sudah naik 40.23%. Nah, jika di hitung dalam tiga bulan terakhir saham ADHI sudah naik 255,45%.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular