Analisis Teknikal

'Kebakaran'! Hati-hati Investor, IHSG Bakal Lanjut Merah

Putra, CNBC Indonesia
06 January 2021 12:50
Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masuk ke jalur merah pada penutupan sesi pertama perdagangan Rabu (6/1/2021), menyusul aksi ambil untung pemodal setelah penguatan indeks dalam 2 hari beruntun.

Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah 49 poin atau -0,8% ke 6.088,375. Sebanyak 254 saham melemah, 186 menguat dan 178 lainnya flat. Transaksi bursa meningkat dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 13 miliar lebih, lewat lebih dari 814.000 kali transaksi. Nilai transaksi mencapai Rp 9,75 triliun.

Pada pagi tadi, IHSG dibuka menguat dengan reli sebesar 0,03% ke 6.139,13.

Sejak pukul 10:00 WIB, IHSG meluncur ke zona merah. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 52,8 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan dominannya aksi jual mereka.

Pemodal menggunakan momentum hari ini untuk melakukan profit taking, menyusul rilis Bank Dunia (World Bank) yang memprediksi ekonomi global akan tumbuh terbatas, dengan asumsi vaksin Covid-19 telah diterima secara luas di banyak negara.

Dalam laporan "Global Economic Prospects (GEP)" yang dirilis pada Selasa (5/1/2021), Bank Dunia menilai ekonomi global bakal tumbuh setelah kontraksi 4,3% pada tahun 2020. Pandemi membuat jutaan orang jatuh miskin dan dapat menekan aktivitas ekonomi dalam jangka panjang.

Proyeksi IHSG Sesi II, 6 Januari 2021/Tri PutraFoto: Proyeksi IHSG Sesi II, 6 Januari 2021/Tri Putra
Proyeksi IHSG Sesi II, 6 Januari 2021/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.103. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.048.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 51 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual namun RSI terkonsolidasi turun setelah mendekati level jenuh jual yang menunjukkan potensi IHSG untuk terkoreksi sangat terbuka.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular