Waskita-Terregra Duet Garap Proyek EBT Jumbo, Rp 12,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan BUMN konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan emiten yang fokus pada energi terbarukan, PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) telah melakukan penandatanganan Master Agreement (MoA) pada Selasa kemarin (5/1/2021).
MoA ini untuk pembangunan 5 pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Provinsi Sumatera Utara dan 2 pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Propinsi Nangroh Aceh Darussalam, dengan total nilai investasi Rp 12,5 triliun atau setara dengan US$ 893 Juta (kurs Rp 14.000/US$).
Berdasarkan keterangan resmi Waskita dan Terregra, Senior Vice President EPC Division Waskita Karya, Jose Rizal mengatakan bahwa perusahaan sangat siap mendukung Terregra Asia Energy sebagai kontraktor Engineering, Procurement and Construction, (EPC), baik perancangan maupun pelaksanaan dalam pembangunan 7 proyek ini.
Adapun sumber dana pembiayaan senilai Rp 12,5 triliun itu akan dipenuhi melalui skema debt financing dan equity financing yang melibatkan lembaga pembiayaan dalam negeri.
Dalam kesempatan yang sama, Director of Operation 3 Waskita Karya Gunadi Sukardjo mengatakan perusahaan fokus pada pembangunan infrastruktur berupa jalan toll dan infrastruktur lainnya termasuk pembangkit listrik.
Hingga saat ini, Waskita memiliki aset infrastruktur konektivitas pada 17 ruas jalan tol sepanjang 909 kilometer, dengan nilai dari seluruh aset jalan tol tersebut mencapai Rp 60 triliun.
Langkah Waskita ini untuk mendukung target pencapaian kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) oleh Pemerintah pada tahun 2024 sebesar 23% dari total kebutuhan energi di tanah air.
President Director Terregra Asia Energy Djani Sutedja mengatakan bahwa pemilihan Waskita sebagai kontraktor EPC dalam pembangunan 5 PLTMH dan 2 PLTA ini, karena Waskita memiliki reputasi yang tidak diragukan lagi untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur besar dan berkualitas.
Sebanyak 5 PLTMH yang berlokasi di Propinsi Sumatera Utara, memiliki Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN dengan kapasitas masing-masing 2x3.5MW (2 proyek), 2x4.9MW (1 proyek) dan 2x5MW (2 proyek) atau total kapasitas PLTMH adalah 42.98MW.
Sementara itu, 2 unit PLTA masing-masing dengan kapasitas 2x166MW dan 3x45MW atau total mencapai 467 MW telah selesai studi kelayakan dan perijinan lokasi.
Total kapasitas dari 7 hydro power plant tersebut adalah sebesar 509.98MW. Commercial on date (COD) ditargetkan untuk PLTMH 24 bulan dari saat pembangunan sedangkan untuk PLTA 36 bulan.
"Energi baru terbarukan di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, baik yang berasal dari sungai, matahari, angin dan bio massa; Terregra Asia Energy akan terus melakukan research and development untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam pemenuhan kebutuhan EBT di Indonesia," kata Djani.
Direktur Keuangan TGRA, Daniel Tagu Dedo, menambahkan bahwa aksi korporasi yang sedang disiapkan oleh Terregra Asia Energy adalah rights issue (penerbitan saham baru) dan penerbitan green bond dalam rangka mendukung pembangunan power plant renewable energy yang baru saja ditandatangani ini.
Wakil Direktur Utama TGRA Christin Soewito meyakini, sektor EBT akan terus bertumbuh seiring dengan strategi dan vitalnya kebutuhan energi listrik dalam mendukung perkembangan ekonomi dan tren EBT secara global guna menjaga bumi lebih hijau.
Christin menambahkan, "apalagi kala pandemi Covid-19 ini, telah mendapatkan sentimen positif dengan upaya Pemerintah menyediakan vaksin gratis, sehingga pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa mencapai 5% tahun depan, sebagaimana proyeksi Badan Kebijakan Fiskal - Kementerian Keuangan," katanya dalam siaran pers.
Pemerintah juga membidik target rasio elektrifikasi hingga mencapai 100% pada 2030 dan kebutuhan listrik diproyeksikan naik signifikan hingga lebih dari 6 kali menjadi 1.205 TWh (tera watt hour) pada 2050 untuk skenario dasar atau mencapai 1.491 TWh untuk skenario tinggi.
Data Kementerian ESDM mengungkapkan, bauran EBT sebesar 23% juga ditargetkan tercapai pada tahun 2025 sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), meski capaian bauran EBT di 2019 baru 9,15%.
Saat ini capaian EBT sebesar 11% dari target 23% dan didominasi oleh PLTA, PLTP (panas bumi), dan Biofuel. "Pemerintah tak bisa mengandalkan PLN saja. Perlu melibatkan sektor swasta sebagai produsen tenaga listrik," ujar Christin.
[Gambas:Video CNBC]
Ini Alasan Beban Pegawai Waskita Melesat Meski Rugi Rp 7,4 T
(tas/tas)