Oh No! Awal 2021 Wall Street 'Kebakaran', Dow Jebol 300 Poin

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 January 2021 06:31
FILE -In this June 16, 2020 file photo, a sign for a Wall Street building is shown in New York. Earnings reporting season is about to get underway for big companies, and the forecasts are grim. Wall Street expects S&P 500 companies to report profits plunged by the most since the depths of the Great Recession during the second quarter. Earnings reports tend to matter deeply to investors because stock prices track the path of earnings over the long term.   (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan saham di bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup melemah, Senin (4/1/2021). Kekhawatiran akan virus corona dan pemilihan Senat di Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab.

Dow Jones Industrial Average ditutup 382,59 poin lebih rendah atau turun 1,3% ke level 30.223,89. Di satu titik, indeks ini sempat turun lebih dari 700 poin yang menandai negatif pertama dalam satu tahun sejak 2016.

Sementara S&P merosot 1,5% ke 3.700,65 sedangkan Nasdaq, yang kaya emiten teknologi, jatuh 1,5% ke 12.694,45. Dow dan S&P 500 sempat mencatat rekor tertinggi di pembukaan sebelum kembali berbalik arah.

Aksi jual terbesar terjadi dalam satu hari sejak 28 Oktober, untuk Dow dan S&P 500. Sementara kinerja harian Nasdaq kemarin adalah yang terburuk sejak 9 Desember.

Total kematian AS akibat Covid-19 telah mencapai lebih dari 350.000. Hal ini terjadi setelah pejabat kesehatan di Florida mengumumkan temuan kasus pertama varian baru Covid-19 yang lebih menular pada 31 Desember 2020 lalu.

Belum lagi Inggris akhirnya memberlakukan penguncian nasional (lockdown) untuk mengekang penyebaran varian baru corona, B117. Warga hanya boleh meninggalkan rumah untuk keperluan penting, bekerja jika benar-benar tak bisa dilakukan dari jarak jauh dan olahraga.

Investor tambah dipenuhi aura negatif karena Partai Republik sepertinya akan tetap mengendalikan Senat AS, ketika pemilihan anggota Senat Georgia menunjukkan signal memenangkan kursi.

Nasib agenda Presiden terpilih AS Joe Biden, seperti merubah kebijakan perpajakan, meningkatkan stimulus, dan pengeluaran infrastruktur mungkin saja akan mendapatkan perlawanan kuat dari Senat, jika lawan Demokrat itu memimpin.

"Trader mulai gelisah," kata Kepala Ekonom di FNH Financial, Chris Low, dikutip dari AFP.

"(Padah awalnya) trader tampak cukup happy dengan jalannya pemilihan karena kemungkinan pemerintahan tidak akan terpecah dan tidak ada yang benar-benar radikal."

Sementara itu, di antara individu saham, Coca Cola dan Boeing turun masing-masing 3,8% dan 5,3%. Ini menjadi rekor terburuk di indeks Dow Jones.

Saham-saham real estat juga memimpin pelemahan di S&P 500, turun 3,2%. Meski begitu Tesla, melonjak 3,4% setelah melaporkan rekor pengiriman jumlah mobil tahun 2020.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trio Inflasi-Resesi-Fed Biang Kerok, Wall Street Kebakaran!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular