Top! Harga Batu Bara Acuan Januari Meroket ke US$ 75,84/Ton

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 January 2021 18:00
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan kembali pulihnya ekonomi di China, Harga Batu Bara Acuan (HBA) Januari 2021 menunjukkan tren positif dan berada di level US$ 75,84 per ton. HBA itu naik tajam 27,14% dibandingkan dengan HBA Desember 2020 yang masih berada di posisi US$ 59,65 per ton.

"Setelah hampir setahun adanya keterbatasan aktivitas ekonomi, pasar mulai bergerak pulih terutama di Tiongkok," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resminya, Senin, (04/01/2021).

Menurut dia, China memiliki pengaruh penting pada harga batu bara. Hal tersebut dikarenakan China merupakan pasar utama Indonesia setelah India.

"Apalagi saat ini terjadi ketegangan hubungan perdagangan antara Tiongkok dengan Australia. Sentimen ini yang makin memperkuat," paparnya.

Kenaikan HBA di awal tahun 2021 bergerak menuju level psikologis setelah sepanjang tahun 2020 HBA mengalami pelemahan sampai level terendah akibat pandemi Covid-19. Rata-rata HBA di tahun 2020 hanya sebesar US$ 58,17 per ton dan menjadi yang terendah sejak 2015.

Lebih lanjut, Agung memerinci harga batu bara dibuka pada angka US$ 65,93 per ton pada bulan Januari 2020, menguat sebesar 0,28% di angka US$ 67,08 per ton pada bulan Maret dibanding Februari yang sebesar US$ 66,89 per ton.



Namun, HBA melorot pada April US$ 65,77 per ton, Mei US$ 61,11 per ton, Juni US$ 52,98 per ton, Juli US$ 52,16 per ton, dan Agustus US$ 50,34 per ton. Puncaknya ada di bulan September di mana harganya hanya US$ 49,42 per ton.

Dalam tiga bulan terakhir harga batu bara kembali pulih yakni pada bulan Oktober US$ 51 per ton, November US$ 55,71 per ton, dan Desember US$ 59,65 per ton.

"Supply and demand tetap menjadi faktor perubahan (harga) utama di luar Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali," kata Agung.

Faktor turunan supply dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA bulan Januari ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merana! Sudah Harga Jatuh, Produksi Batu Bara RI Juga Ambruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular