Saat Tiga Dolar 'Tunduk' di Hadapan Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 January 2021 14:13
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Namun ternyata Anies enggan mengulangi kebijakan yang ditempuhnya pada September tahun lalu itu. Malam tadi, pemerintah mengumumkan PSBB Transisi kembali diberlakukan. Artinya, 'keran' aktivitas dan mobilitas warga masih dibuka meski ada pembatasan di sana-sini.

Ketika Anies menarik 'rem darurat' pada September lalu, masyarakat dan dunia usaha syok tidak keruan. Berbagai data mulai dari Purchasing Managers' Index, Indeks Keyakinan Konsumen, hingga penjualan ritel ambruk.

Oleh karena itu, pilihan Anies yang jatuh ke PSBB Transisi membuat pelaku pasar lega. Pasalnya, momentum pemulihan ekonomi nasional terus berlangsung dan ini bisa ambyar jika PSBB ketat lagi.

Ini terlihat dari rilis data aktivitas manufaktur. Indikator yang mengukur aktivitas manufaktur adalah data Purchasing Managers' Index (PMI) keluaran IHS Markit.

PMI menggunakan angkan 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha berada di fase ekspansi yang hasilnya akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan.

Pada Desember 2020, IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia berada di 51,3. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,6.

Angka 51,3 adalah yang tertinggi sejak Februari 2020. Artinya, ada kemungkinan aktivitas manufaktur sudah kembali ke masa sebelum pandemi.

"Dunia usaha di Indonesia sangat positif dalam mengakhiri 2020. Memang perjalanan menghadapi pandemi virus corona masih panjang, tetapi industriawan percaya diri terhadap prospek 2021,"sebut Andrew Harker, Ekonom IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular