Kapitalisasi Saham Rp 100 T

Market Cap ICBP & BRPT Kejar-kejaran, BBCA Kokoh di Puncak

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 January 2021 13:15
A worker holds instant noodle packs at a market in Jakarta, Indonesia, March 12, 2018. Picture taken March 12, 2018. REUTERS/Beawiharta
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir 2020 turun 0,95% ke level 5.979,07 dengan total nilai transaksi Rp 14,02 triliun per Rabu (30/12/2020).

Sedangkan secara mingguan di Desember, IHSG juga melemah 0,49%, dan year to date (ytd) minus 5,09%.

Perdagangan pekan terakhir Desember 2020 yang hanya dibuka selama 3 hari membuat nilai kapitalisasi 10 saham berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tersebut mengalami penurunan, karena perdagangan saham RI cenderung sepi, jelang tahun baru 2021.

Mengacu data BEI, hingga akhir Desember 2020, total kapitalisasi pasar saham-saham big cap menyentuh Rp 3.042 triliun, melemah dari posisi sebelumnya Rp 3.044 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap (RP T)

No.Emiten30 Desember 2020No.Emiten23 Desember 2020
1.Bank Central Asia/BBCA8261.Bank Central Asia/BBCA821
2.Bank Rakyat Indonesia/BBRI5092.Bank Rakyat Indonesia/BBRI508
3.Telkom/TLKM3283.Telkom/TLKM329
4.Bank Mandiri/BMRI2924.Bank Mandiri/BMRI293
5.Unilever/UNVR2805.Unilever/UNVR283
6.Astra/ASII2446.Astra/ASII243
7.Sampoerna/HMSP1757.Sampoerna/HMSP175
8.Chandra Asri/TPIA1628.Chandra Asri/TPIA163
9.Bank Negara Indonesia/BBNI1149.Bank Negara Indonesia/BBNI115
10.Indofood CBP/ICBP11210.Barito Pacific/BRPT114

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Rabu (30/12/2020)

Berdasarkan data di atas, hampir seluruh kapitalisasi pasar mengalami pelemahan.

Hanya tiga saham yang market cap-nya mengalami kenaikan, satu saham yang cenderung stagnan, dan satu saham yang baru masuk dalam 10 besar kapitalisasi pasar terbesar.

Pada pekan sebelumnya di Desember, posisi pertama masih diduduki oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 826 triliun, naik Rp 5 triliun dari pekan sebelumnya dan menjadikan kenaikan terbesar pada pekan lalu.

Selanjutnya, di posisi kedua masih dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 509 triliun atau naik Rp 1 triliun.

Sedangkan, market cap PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada pekan lalu turun Rp 3 triliun menjadi Rp 280 triliun dan menjadikan penurunan terbesar pada pekan lalu.

Sementara itu, di posisi ke-10, market cap PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) saling 'salip-menyalip'.

Pada pekan sebelumnya, di posisi ke-10 masih diduduki oleh BRPT, dengan nilai market cap-nya Rp 114 triliun. Sedangkan pekan lalu, ICBP kembali mendepak posisi BRPT dari 10 besar kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, dengan nilai market cap-nya Rp 112 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Karena pasar keuangan telah ditutup lebih awal pada Rabu (30/12/2020), banyak sentimen positif pada hari berikutnya yang terlewatkan, sehingga kemungkinan berbalik arahnya IHSG ke zona hijau pada pekan lalu (Desember 2020) mungkin saja terjadi.

Pada akhir Desember 2020, sentimen positif datang dari Barat. House of Commons, salah satu dari 2 kamar di parlemen Inggris, sudah menyetujui draft perjanjian-perjanjian pasca-Brexit yang dicapai antara Pemerintah Inggris dan Uni Eropa (UE).

Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan resmi terjadi pada 1 Januari 2021, setelah melewati masa transisi sepanjang tahun ini.

Inggris dan UE pada pekan lalu mengumumkan keduanya mencapai kesepakatan "zero tariff-zero quota", artinya tidak akan ada bea impor yang tinggi, atau pembatasan jumlah produk yang dijual kedua belah pihak.

Kemudian mengenai kesepakatan penangkapan ikan, nelayan dari UE maupun Inggris masih boleh menangkap ikan di kedua perairan selama 5,5 tahun ke depan. Setelahnya setiap tahun akan diadakan perundingan masalah kuota penangkapan ikan.

Draft tersebut kini akan di-voting di House of Lord, dan diperkirakan juga akan disetujui, sehingga hard Brexit tidak akan terjadi, Inggris 'bercerai baik-baik' dengan Uni Eropa.

Hard Brexit merupakan sesuatu yang ditakutkan pelaku pasar, sebab bisa membawa ekonomi Inggris merosot tajam, juga menyeret ekonomi negara-negara Eropa lainnya.

Kemerosotan ekonomi Eropa tentunya berisiko merembet ke negara-negara lainnya, alhasil kesepakatan dagang yang dicapai Inggris-UE membuat lega banyak pihak, dan tentunya berdampak positif di pasar finansial.

Selain itu, kabar baik juga datang dari China hari ini. Aktivitas manufaktur China masih mampu mempertahankan ekspansinya di bulan ini. Data dari pemerintah China menunjukkan purchasing managers' index (PMI) di bulan Desember sebesar 51,9, menurun dibandingkan bulan sebelumnya 52,1.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Meski PMI manufaktur China menurun, tetapi masih menunjukkan ekspansi, sehingga pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut terus berlanjut.

Dua faktor tersebut bisa menjadi sentimen positif di pasar finansial dan membawa IHSG ke zona hijau seandainya penutupan pasar keuangan pada pekan lalu tidak ditutup lebih awal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Cap Emiten Rontok, 3 Besar Masih BBCA, BBRI & UNVR

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular